GRIDVIDEO.ID - Eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo disebut-sebut berupaya ingin bebaskan Bharada Richard Eliezer datau Bharada Edari kasus kematian Brigadir J.
Bahkan Ferdy Sambo sampai lakukan hal mengejutkan demi membebaskan ataupun meringankan hukuman Bharada E.
Sudah bukan rahasia lagi, di tengah sorotan terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, sosok Ferdy Sambo dan Bharada Eikut disoroti.
Hal itu lain karena baik Ferdy Sambo maupun Bharada Edisebut sebagai orang yang menembak Brigadir J hingga tewas.
Namun kini hal mengejutkan justru dibongkar oleh Ferdy Sambo sendiri.
Dalam keterangannya, Ferdy Sambo mengaku ingin membebaskan Bharada E dari tudingan sebagai pembunuh Brigadir J.
Pengakuan tersebut diungkap oleh Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
Sebelumnya Ahmad Taufan menceritakan kronologi salah satu anak buahnya yang hampir disuap oleh Ferdy Sambo.
Baca Juga: Dua yang Dijanjikan Ferdy Sambo pada Bharada E Usai Tembak Brigadir J
Kala itu Kimnas HAM mengirim tim ke Mako Brimob.
Setidaknya ada dua komisioner yakni Choirul Anam dan Beka Ulung Hapsara, serta tiga orang staf.
Penugasan tersebut dilakukan untuk menyelidiki kasus kematian Brigadir J dengan menemui Ferdy Sambo.
Dalam pertemuan tersebut, Ferdy Sambo pun diakui oleh Ahmad Taufan langsung mengakui kesalahannya.
Baca Juga: Lewat Tulisan, Bharada E Ingin Kasus Kematian Brigadir J Terang Benderang
"'Saya salah, saya khilaf. Emosi saya tidak bisa dikendalikan. Tidak sepantasnya saya, seorang jenderal, tidak mampu menjaga emosi. Jadi saya salah. Saya siap diberi hukuman yang setimpal'," kata Ferdy Sambo kepada tim pemeriksa Komnas HAM di Mako Brimob.
Tak sampai di situ saja, ternyata cara tersebut dilakukan Ferdy Sambo demi untuk membebaskan ajudannya yang juga menjadi tersangka penembakan Brigadir J.
Sosok ajudan itu tak lain adalah Bharada E yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak berwajib.
"Dia nangis, (bilang) 'Saya salah, Pak. Saya akan berusaha memberikan kesaksian yang membuat Richard bisa bebas, atau kalau dihukum, (hukumannya) ringan," cerita Taufan menirukan ucapan Sambo.
Baca Juga: Sempat Mengubah Keterangan, Ini Alasan Bharada E Memiliki untuk Jujur
Selain itu dalam pengungkapan kronologi pertemuan dengan Ferdy Sambo, Ketua Komnas HAM pun juga menjelaskan terkait isu suap pada stafnya.
Melansir Tribunnews.com, Taufan menjelaskan, pada tanggal 11 Juli 2022 sekira pukul 12 siang, Anam yang ditugaskannya menjadi liaision officer (LO) terkait kerja sama Komnas HAM dengan Polri sempat meminta izin untuk bertemu Sambo.
"Dia kan saya kasih tugas untuk itu, maka dia pergi. Saya bilang dia paling disiplin ini. Misalnya mau pergi atau setelah pulangnya," kata Taufan.
"Terus besok pagi baru dijelaskan, 45 menit katanya (Ferdy Sambo) cuma nangis-nangis, seperti yang digambarkan Pak Mahfud MD (dalam RDP dengan Komisi III DPR RI) itu," kata Taufan.
"Ya dia (Sambo) bilang, 'Kenapa bukan saya yang bunuh'. Cuma begitu-begitu. Saya diceritain Anam baru besoknya (usai pertemuan Anam dan Sambo pada 11 Juli), karena malam itu saya nggak ngelihat ada yang serius. Jadi saat saya baca berita setelah saya main badminton, saya lihat, loh, saya panggil (Anam) besoknya," kata Taufan.
Mendengar cerita Anam itu, Taufan sudah menaruh curiga terhadap Ferdy Sambo.
"'Apa kemarin pembicaraannya?' Dia (Anam) ceritakanlah. 'Wah bahaya ini kamu. Bahaya, Nam'. Justru dari awal saya jadi curiga gara-gara itu. Dengan pikir sebaliknya," cerita Taufan.
Ketika itu, mantan Kadiv Propam Polri itu dikatakan Taufan hanya minta maaf.
"Saya juga sudah tanya sama Sambo. 'Kamu apa-apaan kamu panggil si Anam?'. 'Minta maaf saya Pak, minta maaf saya Pak'," ujar Taufan menirukan perkataan Sambo.
Ia lalu menanyakan apakah Sambo memberikan uang kepada Anam pada pertemuan itu.
"'Kau kasih uang nggak sama dia?'. 'Nggak, Pak'," kata Taufan.
"Itu direkam, lo, saya bilang. Kalau ada apa-apa suatu saat saya buka itu semua. 'Kau jangan kerjain Komnas HAM'. Marah saya sama dia," katanya.
(*)