GRIDVIDEO - TNI AL kerahkan empat kapal perang atau KRI menuju perairan Laut Natuna Utara.
Pengerahan empat Kapal Republik Indonesia (KRI) sekaligus itu diungkap oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.
Bukan tanpa alasan, pengerahan empat KRI sekaligus ke perbatasan Laut China Selatan itu karena adanya ancaman dari pihak asing.
Diketahui bahwa dalam beberapa waktu terakhir banyak kapal berbedera asing melintas sampai masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Meski demikian, Muhammad Ali mengatakan bahwa pada dasarnya kapal asing boleh melintas di ZEE Indonesia.
Hal itu sesuai dengan ketentuan peraturan perairan internasional atau UNCLOS.
Namun petugas di perbatasan bisa bertindak bila kapal-kapal asing tersebut melakukan penjarahan seperti menangkap ikan atau mengekspolrasi laut di sana.
Pernyataan itu diungkap oleh Laksamana TNI Muhammad Ali setelah memimpin Upacara Peringatan Hari Dharma Samudera di atas KRI Banda Aceh-593, Senin (16/1/2023).
"Jadi (ZEEI) itu ada freedom of navigation di sana. Kita hanya memiliki hak berdaulat atas sumber daya laut. Jadi kalau mereka menangkap ikan atau melaksanakan eksplorasi atau eksploitasi laut, itu yang dilarang. Itu Harus seizin pemerintah Indonesia. Kalau dia hanya lalu lintas itu diperbolehkan," ungkap Muhammad Ali.
Tetapi Laksamana Muhammad Ali menambahkan kini situasi rawan terjadi di bagiaun Utara Laut Natuna Utara.
Meski demikian, titik rawan terletak cukup jauh dari garis batas ZEE Indonesia.
Untuk menanggulangi situasi rawan yang bisa merembet ke wilayah Indonesia, TNI AL mengerahkan setidaknya 4 kapal perang di perbatasan.
Keempat kapal perang itu berasal dari Koarmada I.
Selain pengerahan empat kapal perang sekaligus, TNI juga mengerahkan sejumlah pesawat tempur.
"Jadi walaupun demikian kita tetap mempersiapkan unsur-unsur kita di Natuna. Unsur-unsur kita hanya sebagai preventif, dan kita sekarang berkoordinasi dengan unsur maritim lainnya seperti Bakamla dan KKP," tambahnya.
Sebelumnya, salah astu kapal penjaga pantai (coast guard) China dengan nomor lambung CCG 5901 nekat melintasi ZEE Indonesia.
Bahkan coast guard China itu telah melintasi dan mengawasi ladang gas Blok Tuna dan ladang minya dan gas Chim Sao Vietnam sejak 30 Desember lalu.
“Sebuah kapal perang, pesawat patroli maritim, dan drone telah dikerahkan untuk memantau kapal tersebut,” kata Laksamana Muhammad Ali.
Kondisi demikian menjadi sebuah petunjuk bahwa keadaan Laut China Selatan kini memang kembali memanas.
Terbukti dari pergerakan coast guard China yang diketahui memang sering membuat masalah di perbatasan laut sejumlah negara dengan Laut China Selatan.
(*)
Baca Juga: RRC Kembali Panaskan Laut China Selatan, Indonesia Kirim Kapal Perang
Baca Juga: Laut China Selatan Memanas, Panglima TNI Beli Kapal Perang Canggih