GRIDVIDEO - Dalam kasus pelecehan seksual yang mengakibatkan dibunuhnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, korbannya bisa laki-laki dan yang melakukan pelecehan justru wanita.
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, melempar wacana itu berdasarkan teori relasi kuasa.
Ia tak memungkiri ada potensi pelecehan seksual dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Meski begitu, ia juga menggarisbawahi bahwa korbannya tidak harus perempuan, dalam hal ini istri jenderal binta dua Ferdy Sambo, yakni Putri Candrawathi.
Sebaliknya, berdasarkan teori relasi, dimungkinkan yang menjadi korban justru laki-laki.
"Kita bicara tentang kekerasan seksual, teman-teman Komnas Perempuan terutama, suka sekali menggunakan teori relasi kuasa," jelas Reza Indragiri di acara "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Senin (29/8/2022).
"Kekerasan atau kejahatan seksual dilakukan oleh pihak yang dominan terhadap pihak yang submisig. Pihak yang superior dan interior, yang berkuasa terhadap yang dikuasai," lanjut Reza.
BACA JUGA:Ini Sumber Utama Pembunuhan Brigadir J, Ada Dua Provokator yang Membuat Ferdy Sambo Kalap
Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Irjen Ferdy Sambo mengakui menjadi dalang pembunuhan terhadap Brigadir J, karena ajudannya Brigadir J itu telah melukai marwah dan martabat keluarganya.
Belakangan mulai muncul keterangan, bahwa Brigadir J melakukan pelecehan sekseual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, di rumah Magelang pada 7 Juli 2022.
Asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf, memergoki Brigadir J saat keluar dari kamar Putri Candrawathi dengan mengendap-endap.