Follow Us

Brigadir J atau Putri yang Melakukan Pelecehan? Secara Teoritis Pelakunya Bisa Perempuan dan Korbannya Laki-laki

Hery Prasetyo - Selasa, 30 Agustus 2022 | 07:00

Reza Indragiri berpendapat, Brigadir J bukan orang yang memiliki kapasitas untuk melenyapkan rekaman CCTV yang ada di lokasi.

"Dia juga tidak bisa memastikan sekian banyak orang bisa disingkirkan agar tidak menjadi saksi," ujar Reza.

Lebih dari itu, Reza yakin Brigadir J bukan orang yang bisa menutup akses bagi calon korban untuk bicara.

"Saya tidak membayangkan seorang brigadir berada dalam posisi yang superior. Dengan demikian, kalau kita terapkan teori relasi kuasa, justru kemungkinan yang terjadi adalah pelecehan seksual di mana korbannya adalah laki-laki, pelakunya adalah perempuan," terang Reza.

Sejak awal Reza mempertanyakan narasi alasan pembunuhan Brigadir J yang selalu menyangkut dugaan kekerasan atau pelecehan seksual.

"Sejak awal, narasi yang terbangun oleh empat orang semuanya beraroma seks. Apakah ini kontak seks yang sifatnya konsensual, mau sama mau, yang dikemas menjadi perselingkuhan? Ataukah ini merupakan kontak seks yang tidak konsensual?" katanya.

DUA KEMUNGKINAN

Sebelumnya, ahli hukum pidana, Abdul Fikar Hadjar, menilai ada dua kemungkinan terkait Putri Candrawathi yang bersikukuh menjadi korban pelecehan oleh Brigadir J.

Kemungkinan pertama adalah sekadar laporan palsu.

Sedangkan kemungkinan kedua, yakni laporan terkait dugaan pelecehan yang dilayangkan Putri adalah kesengajaan untuk menutup insiden yang lain, yaitu pembunuhan Brigadir J.

"Laporan ini sengaja ditujukan untuk menutupi peristiwa yang lain. Dalam hal ini adalah ditembaknya Brigadir J itu," ujar Abdul Fikar Hadjar di acara "Apa Kabar Indonesia Malam" di You Tube tvOne, Sabtu (27/8/2022).

"Saya kira ini yang disebut penghalang-halangan untuk penegakan hukum yang sebenarnya atau obstruction of justice," jelasnya.

Editor : Video

Baca Lainnya

Latest