GRIDVIDEO – Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak dan balita akhir-akhir ini sangat meresahkan.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, sejak awal Januari sampai 19 Oktober 2022, 71 kasus gagal ginjal akut ditemukan.
Dari 71 kasus, 40 anak-anak meninggal dunia.
Data dari keseluruhan kasus, sebanyak 85 persen atau 60 kasus terjadi pada balita.
Baca Juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius Masih Mengancam, Ini Datfar Sirup yang Diteliti
Sisanya, sebanyak 15 persen atau 11 kasus gagal ginjal akut dialami oleh anak berusia 5018 tahun.
Munculnya kasus tersebut disinyalir dari konsumsi obat sirop batuk dan demam yang tersemar Etilen Glikol (EG).
Akan tetapi, benarkah sebabnya hanya itu saja?
"Enggak semua anak kan yang meminum obat tersebut mengalami kejadian yang sama. Ada yang bisa sembuh, ada yang tidak tertolong. Itu memang sangat individual," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hindra Irawan dalam program Kompas Malam, Kamis (20/10/2022).
"Ginjal kan fungsinya untuk memfilter zat-zat racun yang dihasilkan dalam tubuh untuk dikeluarkan. Kalau ginjal terganggu fungsinya, karena zat-zat itu tidak bisa dikeluarkan, meracuni tubuh anak. Maka terjadilah kejadian-kejadian yang fatal," urainya.
"Jadi memang itu tergantung dari kerentanan anak tersebut dan mungkin ada faktor lain yang belum kita temukan dan sedang diupayakan untuk diketahui," lanjut Hindra.
(*)