GRIDVIDEO - Banyak yang masih kurang menyadari tentang pentingnya kesehatan mental hingga terkadang mempercayai hal yang tidak benar.
Padahal kesehatan mental penting untuk diperhatikan juga penderitanya membutuhkan dukungan untyk bisa sembuh.
Sering kali penderita gangguan mental justru dicap dengan berbagai stigma negatif hingga membuat mereka enggan untuk meminta pertolongan.
Berikut ini beberapa mitos terkait dengan salah satu gangguan mental, depresi.
1. Depresi bukan penyakit nyata
Banyak yang menganggap jika depresi adalah penyakit sepele karena berpikir bukan penyakit yang nyata.
Padahal depresi nyata adanya dan memiliki beberapa gejala yang benar terlihat.
Ketika seseorang mengalami depresi terdapat neurotransmitter dan ketidakseimbangan hormon di otak mereka yang menjadi penentu kondisi pasien.
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan suasana hati yang memburuk.
2. Antidepresan selalu berhasil atasi depresi
Antidepresan yang diresepkan dokter berguna untuk masalah kesehatan mental yang penyebabnya adalah kelainan biologis.
Namun obat tersebut bukan satu-satunya cara untuk mengatasi depresi.
Beberapa pasien depresi mengklaim jika psikoterapi adalah cara paling efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Namun sebenarnya, ada banyak cara dan metode untuk mengatasi depresi tergantung dnegan individunya.
3. Depresi tanda kelemahan
Penderita depresi biasanya takut untuk mengakuinya karena stigma-stigma negatif yang akan dilabelkan pada mereka.
Biasanya orang menganggap depresi sebagai tanda orang yang 'lemah' juga gila.
Padahal orang dengan depresi justru mengatasi masalahnya dengan kekuatan dan ketangguhan yang luar biasa.
4. Penyakit turunan
Para ahli tidak yakin jika depresi diturunkan secara genetik.
Penyebab depresi bisa berbagai hal bahkan bisa terjadi tanpa alasan yang signifikan.
BUkan kerena orangtua menderita depresi, kita juga akan mengalaminya.
5. Harus mengonsumsi antidepresan seumur hidup
Pengobatan untuk pasien depresi berbeda-beda.
Ada yang menggunakan obat dalam jangka pendek namun ada juga yang bertahun-tahun.
Semua itu bergantung pada tingkat keparahan.
Pada tingkat tertentu, kebanyakan pasien sudah tidak perlu mengonsumsi obat selama sisa hidupnya.
Sebuah riset pun memperlihatkan, sebagian besar penderita depresi hanya butuh berobat selama 24 minggu dengan pengobatan psikoterapi dan obat-obatan.