"Sehingga menjadi kerajaan seperti Mabes di dalam Mabes. Itu cerita dari senior-senior," jelas Mahfud MD.
KAKAK ASUH
Sementara Guru Besar Politik dan keamananan Universitas Padjajaran, Prof Muradi pada acara "Satu Meja The Forum Kompas.TV, Rabu (24/8/2022) mengatakan, "Kerajaan Sambo" tak lepas dari peran pihak lain.
Menurutnya, pihak lain itu salah satunya adalah "Kakak Asuh" di Polri yang sudah terbentuk sejak Akademi Kepolisian sebagai pola hubungan senior-junior.
Ia mengatakan, karier Ferdy Sambo yang melesat tinggi tak terlepas dari peran "Kakak Asuh" yang ada di lungkungan Polri.
Muradi melanjutkan, sejatina jabatan kadiv Propam harusnya diemban oleh sosok polisi dengan pengalaman luas.
Sebagai misal, dia harus pernah menjadi penyidik hingga level pengambil kebijakan di tingkat provinsi atau Kapolda.
"Kalau saya menyebut FS (Ferdy Sambo) less expreience (kurang pengalaman). Tidak pernah pegang Polda. Jadi Kapolres sembilan bulan di Brebes, selebihnya di elite."
"Beberapa menyebutnya (Ferdy Sambo) polisi Jakarta, karena muter-muter (menjabat) di Jakarta," jelas Muradi.
Maka, Muradi berpendapat, jika melihat kasus Ferdy Sambo secara utuh, maka peran "Kakak Asuh" yang membesarkan Ferdy Sambo harusnya juga ikut diproses.
Tak hanya lahan perjudian yang dikuasai, tapi juga merambah ke dunia tambang.