GRIDVIDEO - Kepala Pusat Kajuan Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara, Hermawan Sulityo, mengungkap aktor intelektual yang ikut menyusun skenario-sekanrio dan membagi uang setelah pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Menurut Hermawan Sulistyo, mantan staf dan penasihat ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah, adalah operator yang menyusun skenario-skenario pasca Brigadir J ditembak hingga tewas.
Hal itu disampaikan Hermawan Sulistyo dalam wawancara di Kompas Petang, seperti dikutip Tribunjakarta.com.
Dia menyusun skenario itu bersama Ferdy Sambo, mantan kadiv Propam yang menjadi otak pembunuhan Brigadir J, dengan narasi bahwa kematian Brigadir J adalah akibat aksi tembak-menembak dengan Bharada E.
Menurut Hermawan, Fahmi Alamsyah yang sudah mundur dari jabatan penasihat ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik, tak hanya merancang skenaria pasca-penembakan, tapi juga membagikan uang kepada pera pihak yang terlibat.
BACA JUGA:Tentang Uang Nyaris Rp 1 Triliun di Rumah Ferdy Sambo, Ini Jawaban Polisi
Hermawan mengatakan, peranan pertama Fahmi Alamsyah adalah pihak yang membagi-bagikan uang dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir J.
"Dia bukan kecipratan, dia yang membagi, gimana? Wong dia pelaku, kok," kata Hermawan Sulistyo, dikutip Tribunjakarta.com.
Ia melanjutkan, Fahmi Alamsyah dalam eksistensinya bukan hanya dikenal sebagai staf dan penasihat ahli Kapolri. Tapi, ia juga dikenal sering membagi-bagikan uang.
BACA JUGA: 20 Menit Ikut Rapat, Bharada E hanya Terima Perintah tapi Tak Tahu Motif Pembunuhan Brigadir J
"Kalau yang khusus tadi ke pansihat itu. Ada satu penasihat yang bukan hanya kecipratan, tapi dia membagi-bagikan duit, gitu," tutur Hermawan.