Militer China Dan Rusia Satukan Kekuatan, Memori Buruk Perang Dingin Mengintai

Sabtu, 03 Desember 2022 | 05:14

GRIDVIDEO - Dugaan kuat militer China dan Rusia kembali satukan kekuatan membuat memori buruk tentang perang dingin kembali jadi sorotan.

Bahkan petinggi NATO kini disebut-sebut tengah khawatir dengan kabar penyatuan kekuatan militer China dan Rusia.

Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

Dalam keterangannya Blinken menyebut saat ini NATO tengah prihatin dengan pengembangan militer China yang sangat cepat.

Selain itu pengembangan kekuatan militer China tersebut dianggap tak transparan termasuk soal kerja samanya dengan Rusia.

Baca Juga: Indonesia Waspada, Laut China Selatan Disebut Jadi Medan Perang, Ini Jadi Bukti!

Tak sampai di situ saja, kekuatan militer China kini pun dianggap bisa menjadi ancaman serius untuk kedamaian dunia.

"Anggota aliansi kami tetap prihatin dengan kebijakan pemaksaan RRC (Republik Rakyat China), dengan penggunaan disinformasi, dengan pembangunan militernya yang cepat dan tidak transparan, termasuk kerja samanya dengan Rusia," ungkap Blinken dikutip dari Reuters, Kamis (1/12/2022).

Kini Amerika Serikat disebut Blinken masih terus berkomunikasi dengan pihak China terkait soal pertahanan dan militer.

"Tetapi kami juga tetap berkomitmen untuk mempertahankan dialog yang konstruktif dengan China di manapun kami bisa dan kami menyambut peluang untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama," tambah Blinken.

Sejalan dengan hal tersebut, Rusia baru-baru ini dituding memasok bantuan militer dari China untuk mendukung invasi ke wilayah Ukraina.

Baca Juga: Peristiwa Militer: Saat Andika Perkasa Temui Calon Panglima TNI Beberapa Kali

Apalagi baru-baru ini Korea Selatan mengabarkan sempat menangkap radar 2 jet tempur China dan enam jet tempur Rusia melintasi zona pertahanan udara mereka.

Selain itu, Pentagon sebelumnya juga mengabarkan bahwa China kemungkinan memiliki persediaan 1.500 hulu ledak nuklir pada tahun 2035 mendatang.

Lebih lanjut, pada bulan Februari lalu China dan Rusia telah sepakat meningkatkan kerjasama di bidang persenjataan semakin membuat AS dan sekutu kini khawatir.

Sementara itu, tetangga dekat China yakni Jepang dan Korea Selatan kini dikabarkan makin mesra dengan NATO.

Baca Juga: Peristiwa Militer: Saat Intelijen Rusia Bertemu Direktur CIA Untuk Bahas Nuklir

Namun demikian Blinken menambahkan bahwa saat ini fokus NATO masih tertuju pada dukungan terpadunya terhadap Ukraina.

Meski demikian, NATO disebut Blinken tidak mengesampingkan perkembangan militer yang dilakukan China secara pesat.

Menurutnya China kini bisa menjadi ancaman baru bagi keberadaan NATO serta anggotanya di wilayah Asia.

Apalagi kawasan Laut China Selatan selama beberapa waktu terakhir terus meningkat ketegangannya karena sengketa batas wilayah.

Lalu apakah benar militer China dan Rusia ingin kembali menghidupkan aliansi Blok Timur seperti pada masa Perang Dingin?

(*)

Baca Juga: Peristiwa Militer: Laut China Selatan Memanas Usai Kapal Penjelajah Rudal AS Berulah

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya