Pistol Perang Dunia Seharga Rp 14 Miliar Diduga Ikut Membunuh Brigadir J, Milik Ferdy Sambo atau Putri Candrawathi?

Minggu, 18 September 2022 | 07:00

GRIDVIDEO - Ditemukan satu peluru pistol Perang Dunia I dan II buatan Luger di TKP pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diduga ikut menjadi penyebab kematian almarhum.

Pistol buatan Jerman itu sangat antik dan harganya rata-rata 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14 miliar.

Diperkirakan, pistol itu merupakan koleksi Ferdy Sambo atau istrinya, Putri Candrawathi.

Sebab, hanya orang-orang berduit dan senior di dunia kemiliteran yang biasanya memiliki pistol langka yang harganya fantastis itu.

Diduga, peluru pistol mahal itu ikut menyebabkan kematian Brigair J.

Luger merupakan senjata yang dibuat tahun 1893 hingga 1923 oleh Georg Luger asal Jerman.

Wikipedia
Wikipedia

Pistol Luger buatan Jerman ini digunakan pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II dan diduga ikut dipakai membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Briafir J. Pemiliknya diduga Ferdy Sasmbo atau Putri Candrawathi.

Pistol semiotomatis itu juga menjadi senjata resmi tentara Jerman dan Swiss, banyak dipakai pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Nama lain dari Pistol Luger adalah Pistole Parabellum.

Istilah tersebut berasal dari ungkapan Latin, yakni Sivis Pacem, Para Bellum yang artinya, "Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang."

Seri pertama Pistole Parabellum muncul pada 1900, menggunakan peluru 7,65 mm Parabellum.

BACA JUGA:Jika Ferdy Sambo Divonis Bebas, Polri Bisa Dibubarkanhttps://video.grid.id/read/403479844/jika-ferdy-sambo-divonis-bebas-polri-bisa-dibubarkan

Senjata Luger pertama kali dipasarkan untuk Amerika Serikat pada 1907.

Pernah ditunjukkan dalam fil "Wall Street", pistol ini kemudian dijuluki pistol paling langka di dunia.

Harganya sangat fantastis, yakni 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14 miliar.

Pada tahun 1980, pisto seperti itu dibeli miliuner Indonesia, Yani Haryanto.

Berselang 30 tahun kemudian, Yani Haryanto menjual pistol Luger dengan harga rendah.

BACA JUGA: Orang Pertama di Luar Ferdy Sambo Cs yang Tahu Kondisi Brigadir J Dieksekusi Ternyata Anak Anggota DPR RI, Ini Sosoknya!

Pembelinya adalah seseorang yang dirahasiakan dan hanya membayar Rp 494,500 dolar AS atau sekitar Rp 1,6 miliar pada 2010.

Meski begitu, pistol Luger tetap dikenal sebagai pistol 1 juta dolar AS.

Pemilik perusahaan yang melelang pistol Yani Haryanto adalah Greg Martin.

"Pistol ini akan selalu dikenal sebagai 'Million Dollar Luger'. Pasti akan menjadi pusat dari koleksi apa pun. Seseorang melakukan investasi yang luar biasa. Tidak diragukan lagi, pembelinya sangat senang," kata Greg Martin, dilansir TribunnewsBogor.com.

KENAPA DI TKP PEMBUNUHAN BRIGADIR J

Anehnya, peluru pistol Luger ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Sedangkan Brigadir J dibunuh pada 8 Juli 2022.

BACA JUGA: Jokowi Disebut Setuju Wacana Presiden 3 Periode, Sosok Ini Bongkar Penyebabnya!

Ia ditembak Bharada Richard Eliezer alias Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.

Belakangan, dalam kesaksiannya, Bharada E mengatakan bahwa Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J.

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak dalam tayangan wawancara dengan Kompas TV mengatakan, diduga pistol Luger itu dimiliki ayah Ferdy Sambo.

"Jadi, orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu tentu orang yang berlatar belakang bahwa dia sudah sejak dulu menguasai persenjataan. Siapa di antara mereka yang sudah sejak dulu menguasai persenjataan? Yaitu ayah Ferdy Sambo," kata Kamaruddin Simanjuntak.

BACA JUGA: Ferdy Sambo Masih Berpengaruh di Polri? Sosok Kakak Asuh Disebut-sebut Jadi Bekingan, Siapa Dia?

"(Ayah) Ferdy Sambo itu kan pensiunan terakhir adalah mayor Jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengoleksi senjata kuno era 1800," lanjutnya.

Kamaruddin mengatakan, senjata Luger hanya ada pada orang-orang yang sudah sangat senior atau hudup di zaman kemerdekaan awal.

"Kalau masih ada orang yang memiliki itu di era sekarang, berarti itu karena mereka adalah anak-anak atau keturunan dari orang senior di zaman orde lama atau orde baru. Kemungkinan besar ini adalah miliki orangtua Ferdy Sambo," tandas Kamaruddin.

Sementara itu, pengamat kepolisian, Bambang Rukminto memiliki analisis, kemungkinan pistol Luger itu digunakan orang ketiga seperti dugaan Komnas HAM, untuk menembak Brigadir J.

Diduga, orang ketiga yang menembak Brigadir J itu, menurut analisis Komnas HAM, adalah Putri Candrawathi atau asisten rumah tangga Kuat Ma'ruf.

"Kalau melihat rekonstruksi kemarin, PC (Putri Candrawathi) ini berada di posisi di mana, belum tampak. Itu tidak menutup kemungkinan apakah posisi itu memungkinan bila dugaan Komnas HAM itu benar, kalau memungkinkan PC menggunakan Luger," kata Bambang Rukminto.

Menurutnya, Putri Candrawathi juga pantas memiliki Luger, mengingat dia anak seorang jenderal.

"Sebagai ibu Bhayangkari dan putri seorang jenderal, beliau (Putri Candrawathi) juga mengetahui bagaimana jenis senjata, kalau melihat terkait dengan koleksi senjata," kata Bambang.

"Luger ini senjata yang sudah cukup lama, senjata antik, dimiliki pleh orang-orang yang memiliki pangkat. Siapa di antara kelima tersangka itu yang memiliki akses? Hanya FS (Ferdy Sambo) dan PC. Mengerucutnya ke sana," terangnya.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya