Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kekalahan Kyiv di Perang Rusia-Ukraina di Depan Mata, Ini Buktinya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Minggu, 19 Februari 2023 | 18:08

GRIDVIDEO - Beberapa hari menjelang setahun perang Rusia-Ukraina, militer Kremlin disebut-sebut diambang kekalahan telak dari pasukan perang Vladimir Putin baru-baru ini.

Perang Rusia-Ukraina memang telah berjalan sejak Vladimir Putin mengumumkan serangan militernya ke wilayah negara tetangga tepatnya pada 22 Februari tahun 2022 kemarin.

Namun kini jelang setahun perang Rusia-Ukraina, pasukan militer Volodymyr Zelensky disebut-sebut berada di ambang kekalahan besar.

Hal itu bahkan diungkap sendiri oleh Sekretaris Jenderal Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg belum lama ini.

Tanda-tanda kekalahan militer Ukraina dari Rusia tersebut karena menyusutnya amunisi senjata yang digunakan oleh tentara Kyiv selama perang.

Bahkan Stoltenberg mengatakan perang Rusia-Ukraina menguras habis stok cadangan amunisi senjata milik NATO.

Apalagi diketahui bahwa NATO menjadi salah satu penyumbang bantuan militer terbanyak untuk menyokong angkatan perang Ukraina melawan Rusia.

Kini bahkan bisa dikatakan amunisi senjata milik NATO telah dihabiskan oleh militer Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Sekjen NATO itu juga menambahkan kini stok amunisi di gudang NATO telah terkuras habis.

Dengan kata lain, militer Ukraina bisa saja terkena imbasnya karena pasokan amunisi senjata mereka macet dan bisa dimanfaatkan oleh pasukan Rusia untuk menyerbu.

Melansir dari AFP, Senin (13/2/2023) bahkan kini NATO dan sejumlah negara anggotanya mengaku kewalahan untuk membantu militer Ukraina dalam hal persenjataan dan amunisi.

Bukan tanpa alasan, Stoltenberg mengatakan perang Rusia-Ukraina memiliki tingkat penggunaan amunisi sangat tinggi.

Bahkan bisa dikatakan melebihi kapasitas produksi amunisi senjata yang dijalankan oleh NATO selama ini.

"Perang di Ukraina menghabiskan banyak sekali amunisi, dan menghabiskan stok para sekutu," sebut Stoltenberg.

Karena hal itu, sejumlah industri pertahanan negara-negara anggota NATO kini berada di bawah tekanan.

“Tingkat pengeluaran amunisi Ukraina sekarang jauh lebih tinggi daripada tingkat produksi kami saat ini. Ini membuat industri pertahanan kami di bawah tekanan,” tambahnya.

Kini lantaran pasokan amunisi senjata untuk militer Ukraina tengah berkurang drastis, banyak pihak yang menduga perang akan segera berakhir dengan kemenangan Rusia.

Apalagi Stoltenberg mengatakan bahwawaktu tunggu produksi amunisi kaliber besar saat ini meningkat kata Stoltenberg.

Setidaknya waktu tungguproduksi amunisi kaliber besar meningkat dari 12 bulan menjadi 28 bulan.

Di ambang kekalahan militer Ukraina, Stoltenberg masih yakin NATO mampu memberi dukungan penuh kepada calon anggota aliansi mereka tersebut.

Ditambah lagi NATO baru-baru ini mengadakan pertemuan anggota yang didalamnya juga membahas mengenai bantuan militer untuk Ukraina.

Pertemuan anggota NATO itu diadakan di Brussels, Selasa (14/2/2023).

Dalam pertemuan anggota NATOjuga membahas mengenai tuntutan bantuan militer tambahan dari Ukraina.

Dikutip dari Reuters, beberapa waktu terakhir Presiden Ukraina telah bersafari ke sejumlah negara di Eropa salah satunya di Londong Inggris.

Usai pertemuan tertutupPerdana Menteri Inggris secara terang-terangan Ukraina meminta tambahan bantuan militer berupa pengiriman jet tempur modern.

Kini perang Rusia-Ukraina tengah berada di ambang penentuan jelang setahun pertempuran terjadi.

Diduga militer Rusia kini tengah merencanakan strategi serangan balik ke wilayah Ukraina.

Sementara itu untuk menanggapi dugaan serangan militer besar-besaran Rusia ke Ukraina, Duta Besar AS untuk NATO Julianne Smith mengatakan hal mengejutkan.

Smith mengungkap bahwa kini negara-negara anggota NATO tengah mengupayakan kerja sama dengan industri senjata untuk meningkatkan produksi amunisi dan memangkas waktu.

"Ini sangat penting untuk memastikan bahwa kami dapat terus mendukung Ukraina sambil juga memastikan kami secara kolektif dapat melindungi setiap jengkal wilayah sekutu," ungkap Smith dikutip dari AP.

(*)

Baca Juga: Setahun Invasi, Militer Rusia Hujani Ukraina Dengan 35 Rudal Anti-Jet

Baca Juga: Lebih dari 30 Rudal Menghujani Ukraina, Militer Rusia Mulai Murka?

Topic :Perang Dunia

Editor : Video

Baca Lainnya

Latest