Bahkan bisa dikatakan melebihi kapasitas produksi amunisi senjata yang dijalankan oleh NATO selama ini.
"Perang di Ukraina menghabiskan banyak sekali amunisi, dan menghabiskan stok para sekutu," sebut Stoltenberg.
Karena hal itu, sejumlah industri pertahanan negara-negara anggota NATO kini berada di bawah tekanan.
“Tingkat pengeluaran amunisi Ukraina sekarang jauh lebih tinggi daripada tingkat produksi kami saat ini. Ini membuat industri pertahanan kami di bawah tekanan,” tambahnya.
Kini lantaran pasokan amunisi senjata untuk militer Ukraina tengah berkurang drastis, banyak pihak yang menduga perang akan segera berakhir dengan kemenangan Rusia.
Apalagi Stoltenberg mengatakan bahwawaktu tunggu produksi amunisi kaliber besar saat ini meningkat kata Stoltenberg.
Setidaknya waktu tungguproduksi amunisi kaliber besar meningkat dari 12 bulan menjadi 28 bulan.
Di ambang kekalahan militer Ukraina, Stoltenberg masih yakin NATO mampu memberi dukungan penuh kepada calon anggota aliansi mereka tersebut.
Ditambah lagi NATO baru-baru ini mengadakan pertemuan anggota yang didalamnya juga membahas mengenai bantuan militer untuk Ukraina.
Pertemuan anggota NATO itu diadakan di Brussels, Selasa (14/2/2023).
Dalam pertemuan anggota NATOjuga membahas mengenai tuntutan bantuan militer tambahan dari Ukraina.
Dikutip dari Reuters, beberapa waktu terakhir Presiden Ukraina telah bersafari ke sejumlah negara di Eropa salah satunya di Londong Inggris.