GRIDVIDEO - Beijing akan memberikan pembalasan kepada beberapa negara yang membatasi pendatang dari China.
"Menanggapi tindakan yang tidak masuk akal oleh negara lain, China akan mengambil tindakan yang sepadan berdasarkan prinsip timbal balik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
Mao Ning mengatakan jika keputusan negaranya terkait respon terhadap Covid-19 sudah berdasarkan hasil studi secara ilmiah.
China memang memberlakukan peraturan sejak 8 Januari bagi pelaku perjalanan internasional yang ke China dibebaskan dari kewajiban karantina.
Mereka hanya mewajibkan hasil negatif tes PCR yang dilakukan maksimal 48 jam sebelum keberangkatan.
Selain itu, warga China juga diperbolehkan untuk bepergian ke luar negeri.
Menanggapi aturan tersebut, beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia akan melakukan pembatasan terhadap pelaku perjalanan dari China.
Mereka diharuskan memperlihatkan hasil negatif tes PCR yang dilakukan maksimal 48 jam sebelum keberangkatan.
Mao mengatakan, beberapa negara Uni Eropa (UE) melakukan pertemuan dan berbicara tentang kondisi Covid-19 di China.
"Baru-baru ini negara-negara anggota EU menyatakan bahwa mereka menyambut para turis dari China dan mereka tidak akan mengenakan tindakan pembatasan apa pun," ujar Mao.
Menurut Mao, Lembaga-lembaga profesional termasuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (ECDC) telah mengatakan jika tindakan pembatasan yang menargetkan wisatawan China tidak dapat dibenarkan.
Mao juga meminta negara-negara EU melihat lebih banyak pendapat rasional dan merespon Covid-19 China secara adil dan objektif.