Lalu apakah memakan besar bias mempengaruhi kesehatan?
Baca Juga: Pahit tapi Kaya Manfaat, Daun Pepaya Bisa Jadi Obat Alami
Melansir dari Kompas.com, ahli gizi Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma'rifah Fathsidni berkomentar terkait tren makan beras di TikTok.
Ia pun meminta tren makan beras itu tidak diikuti dan tidak disebar luaskan.
Banun mengatakan bahwa beras yang belum dimasak berisiko tinggi mengandung bakteri atau mikroba lain.
"Bakteri dan mikroba lainnya kontak dengan beras sepanjang penanganan, mulai dari panen sampai ke (tangan) kita," ujarnya, Jumat (16/12/2022).
"Jadi, sangat berbahaya jika ternyata beras mentah tersebut masih mengandung mikroba ketika dimakan," tambahnya.
Baca Juga: Obat Alami yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan
Sejumlah bakteri berbahaya yang terkandung di beras mentah salah satunya adalah bakteri bacillus cereus.
Selain itu ada pula kontaminasi bakteri E. coli di sebagian beras mentah.
Tak hanya itu saja, ada juga senyawa berbahaya seperti jamur dan kapang yang kemungkinan tumbuh selama masa penyimpanan maupun sisa pestisida atau insektisida dari beras tersebut.
"Ada juga disinfektan seperti klorin yang mungkin digunakan untuk menjaga ketahanan beras dari jamur dan meningkatkan efek putih selama proses penyimpanan," jelasnya.