Baca Juga: Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Guguran, 2 Desa di Lumajang Dievakuasi
"Tidak ada kemungkinan sampai Tsunami ataupun letusan yang sampai lautan," ujar Amien dikutip dari Surya.co.id.
Ia menjelaskan bahwa letusan gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai pada bibir pantai.
"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga nggak mungkin. karena energinya berkurang," tambahnya.
Kewaspadaan Jepang akan terjadinya tsunami di wilayah Okinawa menurut Amien karena adanya sejumlah gunung berapi di lautan sekitar pasifik.
"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada Tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di pulau Tonga," tegas Amien.
Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Ancam Lenyapkan Pangkalan Militer AS di Okinawa
Sementara itu Amien menambahkan sampai saat ini status Gunung Semeru paling akurat hanya bisa didapat dari pos pantau.
Seperti diketahui, Gunung Semeru mengeluarkan erupsi, guguran awan panas yang mencapai 7 kilometer pada Minggu (4/12/2022).
Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat awan panas guguran dari Gunung Semeru memiliki kolom abu berwarna kelabu.
Untuk intensitas guguran awan panas terpantau hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.
Terkait sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko.