Namun hal tersebut dibantah langsung oleh Jokowi yang mengakui bahwa kini menggunakan teknologi ilmiah.
"Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC," akui Jokowi.
Tetapi jelang Gala Dinner G20 ternyata sempat diterpa hujan.
"Sore sampai malam saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia," ujar Jokowi.
Dan ketika memasuki acara Gala Dinner G20, cuaca akhirnya bersahabat hingga tak menghalangi jamuan makan malam para pemimpin negara anggota G20.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
"Biasanya garamnya 1,6 ton yang ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan)," kata Dwikorita.
Ternyata tim TMC terlah mulai bekerja sejak 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA.
Setidaknya untuk mendukung terlaksananya KTT G20, Tim TMC menggunakan total 29 ton garam yang ditaburkan melalui 28 sorti penerbangan.
"Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan, dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang," pungkasnya.
(*)
Baca Juga: The Beast Dibawa Joe Biden ke KTT G20 di Bali, Ini Penampakkannya!