“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya,” ungkap Anam.
Bahkan Choirul Anam juga sempat menemui sejumlah pemain Arema FC untuk mencari fakta kejadian.
Hasil pertemuan tersebut, Anam mengatakan bahwa tidak ada niat sama sekali dari suporter untuk membuat suasana jadi rusuh.
Termasuk tudingan yang sempat beredar bahwa Aremania yang masuk ke lapangan ingin menyerang pemain pun juga terbantahkan.
Baca Juga: Tidak Ingin Matikan Klub Jadi Alasan PSSI Denda Arema FC Rp250 Juta
Hal itu diungkap sendiri oleh para pemain Arema FC yang ditemui oleh Komnas HAM.
“Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan.,” tambah Anam.
“Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka.”
“Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami,” kata Anam.
Baca Juga: UPDATE - Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang
Lantaran hal tersebut, kini Komnas HAM pun mempertanyakan alasan utama aparat keamanan menggungakan gas air mata.
“Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik?"