Pada Kamis (29/9/2022), Kepolisian Daerah Jawa Timur mengeluarkan izin keramaian kepada Panpel Arema FC untuk menggelar pertandingan antara Singo Edan melawan Bajul Ijo. Dalam surat itu juga tertulis saudara Abdul Haris selaku Ketua Panpel Arema FC bertanggung jawab penuh apabila terjadi kejadian tidak terduga dalam pertandingan tersebut.
Kepolisian Jawa Timur juga meminta agar pertandingan tersebut dihadiri 75 persen dari kapasitas Stadion Kanjuruhan. Seperti diketahui, Stadion Kanjuruhan berkapasitas 42 ribu penonton.
Itu berarti Kepolisian Jawa Timur meminta Panpel Arema FC hanya menjual tiket sebanyak 31 ribu penonton saja. Dalam surat itu juga pihak Kepolisian Jawa Timur setuju dengan waktu kick off yang digelar pukul 20.00 WIB.
"Bahwa dengan menyatakan tidak keberatan atas diselenggarakannya kegiatan tersebut," bunyi surat itu yang ditunjukan kepada Panpel Arema FC.
Pada surat itu Kepolisian Jawa Timur juga memberikan lima catatan kepada Panpel Arema FC.
Pertama, Panpel Arema FC wajib mengurus surat izin ke Kabaintelkam Polri dan surat rekomendasi ini dapat dicabut apabila situasi keamanan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan kegiatan.
Kedua, penanggung jawab dalam hal ini Abdul Haris diminta untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
Ketiga, bilamana terdapat peryimpangan dan atau pelanggaran terhadap ketentuan dalam rekomendasi ini, petugas kepolisian dapat membubarkan atau menghentikan serta mengambil tindakan lain berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Keempat, surat rekomendasi diberikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan semestinya, kecuali dalam hal terdapat kekeliruan akan diadakan ralat sepertinya.
Kelima, surat rekomendasi ini bukan merupakan surat izin dan tidak menghilangkan tuntutan hukum apabila terjadi penyimpangan kegiatan.
Dari beberapa surat diatas tentu saja banyak hal yang harus dicermati. Pertama, Panpel Arema FC melanggar kesepakatan dengan menjual tiket sebanyak 42 ribu penonton sesuai data di website PT LIB.
Kedua, sikap Kepolisan Jawa Timur dalam hal ini di Malang mengapa tetap mengizinkan pertandingan digelar malam hari. Padahal sebelumnya dengan tegas mereka ingin pertandingan digelar sore hari.