"Para supoter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," ujar Nico.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suporter."
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," tutur Nico menambahkan.
Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai laga Liga 1, Arema FC vs Persebaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Pertandingan tersebut dimenangi Persebaya dengan skor 3-2.
Tiga gol Persebaya diciptakan Juninho (menit ke-8), Leo Lelis (33'), dan Sho Yamamoto (51').
Adapun dua gol Arema FC dibukukan Camara (42', 45+2').
Hasil ini menjadi kemenangan tandang perdana Persebaya atas Arema setelah 23 tahun.
Seusai laga, oknum suporter yang tidak dapat menerima kekalahan Arema FC masuk ke lapangan.
Pihak keamanan pun menembakkan gas air mata untuk meredam massa.
Akan tetapi, tembakan gas air mata ini makin memperburuk keadaan karena menimbulkan kepanikan massa yang berujung munculnya korban jiwa.