GRIDVIDEO.ID - Di tengah memanasnya hubungan China dan Taiwan yang memunculkan isu terkait invasi, sejumlah negara tetangga Tiongkokikut angkat bicara.
Bukan tanpa alasan, beberapa waktu terakhir Chinadiketahui nekat melaksanakan latihan militer dengan dalih menakut-nakuti Taiwan.
Hal itu dilakukan usai Taiwandisebut-sebut menginjak-injak harga diri Chinadengan menerima lawatan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat (AS).
Tak main-main, Chinabahkan sampai mengerahkan kekuatan militer mereka untuk memperingatkan Taiwan.
Seperti yang diketahui, China langsung mengadakan latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan usai kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi beberapa waktu lalu.
Bahkan militer China melaksanakan latihan dengan mengepung pulau Taiwan serta menembakkan rudal mereka.
Siapa sangka, gegara kenekatan China dalam menjalankan latihan militer besar-besaran tersebut berdampak buruk bagi hubungannya dengan negara tetangga lain seperti Jepang.
Diketahui, kini Jepang sangat marah dengan tindakan China saat menjalankan operasi latihan militer tersebut.
Baca Juga: Heboh, Kanselir Jerman Diapit Dua Wanita Bertelanjang Dada
Tak main-main, bahkan kini Jepang sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan 1.000 rudal jelajah jarak jauh.
Bukan tanpa alasan, peluncuran itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serangan balik Jepang yang terang-terangan digunakan untuk melawan China.
Mengutip dari Tribunnews.com yang melansir darisurat kabar Yomiuri pada hari Minggu (21/8/2022) demikian setidaknya pemerintah Jepang melampiaskan kemarahan mereka.
Selain itu, disebut juga rudal-rudal itu akan dimodifikasi dengan senjata yang ada untuk memperluas jangkauannya.
Dari awalnya hanya mampu mencapai 100 kilometer menjadi 1.000 kilometer, kata surat kabar itu, mengutip sumber-sumber pemerintah.
Sementara itu dalam hal peluncurannya, rudal-rudal tersebut akan menjadi senjata pelengkap di sejumlah kapal perang dan jet tempur mereka.
Senjata akan ditempatkan terutama di sekitar pulau Nansei selatan dan mampu mencapai wilayah pesisir Korea Utara dan China, kata Yomiuri, sebagaimana dilansir dariCNN.
Jepang , yang menafsirkan konstitusi pascaperang yang menolak perang berarti dapat menggunakan militernya hanya untuk membela diri, telah meningkatkan pengeluaran militernya dan mengambil strategi yang lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi negara itu menahan diri untuk tidak mengerahkan rudal jarak jauh, di antara batasannya pada senjata yang dapat menyerang sasaran di tanah asing.
Ketegangan regional meningkat bulan ini setelah kunjungan Nancy Pelosi , ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, ke Taiwan , yang memiliki pemerintahan sendiri tetapi diklaim oleh China.
Beijing meluncurkan rudal di dekat Taiwan dan ke zona ekonomi eksklusif Jepang.
(*)