Pesawat jenis ini digunakan untuk menyerang target dengan meledakkan diri.
Selain itu, kemampuan drone ini mampu terbang selama enam jam, mendeteksi target menggunakan pemandu inframerah, dan menghancurkan kendaraan lapis baja sedang.
Di tanggal 25 Juli lalu, Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina.
Paket ini memuat sistem peluncur roket laras banyak (MLRS) HIMARS dan drone Phoenix Ghost.
Menurut siaran pers Departemen Pertahanan AS saat itu, Washington akan mengirimkan empat unit HIMARS dan 580 unit drone Phoenix Ghost.
“Ukraina telah menggunakan dengan sangat baik sistem Phoenix Ghost,” kata seorang pejabat Departemen Pertahanan AS.
“Terkait sistem Phoenix Ghost, apa yang bisa kami lakukan adalah memastikan pengiriman tetap dari kapabilitas ini mulai Agustus untuk memastikan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina punya pasokan kapabilitas ini yang berlanjut,” sambung pejabat tersebut.
Sementara itu, pihak Rusia telah menanggapi arus pengiriman senjata ke Ukraina dari AS.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut pengiriman senjata Washington hanya “memperpanjang derita” Kiev.
“Perhatian Menteri Luar Negeri (Rusia) telah ditarik ke fakta bahwa banjir senjata NATO dan Amerika ke tentara dan batalion nasionalis Ukraina, yang mana digunakan terhadap populasi sipil, hanya memperpanjang derita rezim Kiev, mengulur konflik, dan melipatgandakan korban,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.