Update Tragedi Kanjuruhan - Total Korban 455, Tragedi Sepak Bola Terparah di Indonesia

Senin, 03 Oktober 2022 | 14:24

GRIDVIDEO - Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi sepak bola paling mengerikan, karena menurut data Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) jumlah korban sudah 455 dan ini terparah dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Sedangkan di skala internasional, Tragedi kanjuruhan merupakan yang terparah kedua di dunia, setelah kerusuhan di Estadio Nacional Peru, ketika tuan rumah melawan Argentina pada 1964.

Saat itu, jumlah korban kerusuhan sebanyak 328 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah korban jiwa pada Tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Runtuhnya Pembangunan Sepak Bola Indonesia

"Jumlah korban (Tragedi Kanjuruhan) 455 orang," jelas Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, kepada Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Dari berbagai informasi, sempat berkembang bahwa korban jiwa mencapai 174 orang.

Namun, dari data yang dikumpulkan Tim Kedokteran Polisi (Dokpol), ternyata tidak sebanyak itu.

Dedi Prasetyo menyebutkan, dari 455 korban Tragedi Kanjuruhan itu, korban tewas sebanyak 125 orang, sisanya luka-luka.

BACA JUGA: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Shin Tae-yong Pun Ikut Terancam, Keanggotaan Indonesia di FIFA Bisa Dicabut

"Dokpol update data korban-korban meninggal dunia 125 orang, korban luka berat 21 orang, dan korban luka ringan 304 orang," rinci Dedi Prasetyo.

Data kepolisian itu sama dengan data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang juga menyebut korban meninggal sebanyak 125 orang.

Sedangkan rincian asal korban meninggal dunia sebagai berikut.

Dari Kabupaten Malang (69 orang), Kotamadya Malang (29 orang), Kota Batu (1 orang), Blitar (6 orang), Magetan (1 orang), Gresik (1 orang), Pasuruhan (5 orang), Probolinggo (3 orang), Trenggalek (1 orang), Tulungagung (8 orang), tak teridentifikasi (1 orang).

BACA JUGA: Video Viral Detik-detik Tragedi Stadion Kanjuruhan Sebelum Gas Air Mata Ditembakkan!

"Jenazah korban sudah kami antar ke rumah duka masing-masing untuk disemayamkan," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Wiyanto Wijoyo kepada Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

DISANTUNI

Para korban tersebut rencananya akan mendapat santunan dari pemerintah.

Hal itu dsampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Minggu (2/10/2022).

Menurutnya, Pemerintah juga akan memberikan rehabilitasi terhadap korban yang masih dirawat maupun keluarga korban.

"Melakukan rehabilitasi dan penyantunan terhadap korban dan keluarga korban yang sekarang sedang dalam perawatan maupun yang dikuburkan karena meningal," kata Mahfud MD.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan: Keluar Sendirian, Ayah Ibunya Tak Selamat, Alfiansyah Jadi Yatim Piatu

Mahfud MD juga mengungkapkan, dia telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan rapat koordinasi khusus (rakorsus) dengan beberapa pimpinan kementerian serta instansi terkait Tragedi Kanjuruhan.

Rakorsus itu langsung digelar dan dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wakil Kapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Menter Dalam Negeri Tito Karnavian, dan beberapa pejabat lain.

"Pelanggaran hukum atau sabotase di dalam peristiwa itu untuk diteliti dan ditindak dengan tepat sesuai aturan hukum," tegas Mahfud MD.

"Siapa pun dia, siapa pun yang sengaja maupun siapa pun yang lalai di dalam terjadinya peristiwa ini," tambahnya.

BACA JUGA: Indonesia Bisa Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Buntut Tragedi Kanjuruhan

https://goo.gl/maps/3xeADTrdgpvwFscU9

Tragedi Kanjuruhan terjadi sesuai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).

Karena kalah, sebagian suporter kecewa dan turun lapangan mengejar pemain dan ofisial.

Mereka juga melakukan perusakan fasilitas stadion.

Polisi yang mencoba menangani situasi itu, tiba-tiba menggunakan gas air mata.

Ini yang membuat kekacauan terjadi, hingga banyak suporter yang panik dan mencoba lari ke luar dari stadion.

Karena pintu keluar hanya dua, maka terjadi desak-desakan.

Banyak suporter yang terinjak atau kehabisan oksigen, hingga banyak yang meninggal dunia dan luka-luka berat maupun ringan.

Tag

Editor : Hery Prasetyo