GRIDVIDEO.ID - Pernyataan mengejutkan terkait senjata pemusnah massal milik Korea Utara, rudal nuklir disebut bakal digunakan oleh pemerintahan Kim Jong Un dalam waktu dekat.
Bahkan dugaan tersebut kini membuat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan langsung merapatkan barisan untuk mencegah peluncuran rudal nuklir Korea Utara.
Pada Jumat (16/9/2022) kemarin, AS dan Korea Selatan mengungkapkan kecamannya terkait doktrin nuklir yang digunakan oleh Korea Utara.
Bukan tanpa alasan, AS menilai tindakan Korea Utara terkait senjata nuklir tersebut bisa memicu terjadinya hal buruk termasuk perang dunia ketiga.
Baca Juga: Rusia Dan China Persiapkan Kekuatan Militer Besar-besaran Untuk Sambut Perang Dunia III?
Lantaran temuan itu, AS kini berjanji untuk terus mengerahkan dan menggunakan aset strategis untuk mencegah tindakan nekat Korea Utara dengan senjata nuklir mereka.
Hal itu diungkapkan saat pertemuan AS dan Korea Selatan yang dihadiri pejabat setingkat wakil menteri dari Extend Deterrence Strategy and Colsutation Group (EDSCG).
Pertemuan yang dilakukan ini adalah agenda yang pertama kali dijalankan oleh Korea Selatan dan AS sejak tahun 2018.
Meski bisa memicu kemarahan Korea Utara, AS bersikukuh bahwa tindakan militer mereka ini merupakan komitmen keras untuk membela Korea Selatan dari ancaman serangan Korea Utara.
Bahkan lebih mengejutkan lagi, AS dan Korea Selatan kini mengaku siap menyambut serangan nuklir yang bisa dilancarkan oleh Korea Utara dalam waktu dekat.
"Berkomitmen untuk melanjutkan upaya untuk menggunakan semua elemen kekuatan nasional kedua negara untuk memperkuat postur pencegahan Aliansi," sebut pernyataan bersama itu, seperti dikutip dariReuters.
"Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dengan ROK (Korea Selatan) untuk terus mengerahkan dan menggunakan aset strategis di kawasan secara tepat waktu dan efektif untuk mencegah dan menanggapi DPRK (Korea Utara) dan meningkatkan keamanan regional," bunyi pernyataan bersama tersebut.
Tindakan yang jelas dilakukan oleh militer AS dan Korea Selatan terlihat dari pelatihan gabungan jet tempur siluman F-35A pada Juli lalu.
Selain itu, pengerahan kelompok serang seperti kapal induk USS Ronald Reagan Carrier Strike Group menjadi bukti awal.
Delegasi EDSCG juga telah memeriksa pembom strategis B-52 AS dan kedua negara akan berupaya meningkatkan kesiapan strategis melalui peningkatan berbagi informasi, pelatihan, juga latihan.
Pelatihan gabungan militer AS dan Korea Selatanbertujuanuntuk memperkuat kemampuan dan postur respons rudal aliansi.
Sebagai informasi, diketahui minggu laluKorea Utara secara resmi mengabadikan hak untuk menggunakan serangan nuklir pendahuluan untuk melindungi dirinya sendiri dalam undang-undang baru.
Undang-undang itu, menurut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuat status nuklir negaranya "tidak bisa diubah" dan melarang pembicaraan denuklirisasi.
Dalam pernyataan bersama, AS dan Korea Selatan menegaskan kembali bahwa dimulainya kembali uji coba nuklir "akan ditanggapi dengan respons seluruh pemerintah yang kuat dan tegas" dan kedua negara "bersiap untuk semua skenario".
(*)