GRIDVIDEO.ID - Pemerintah Korea Selatan menutup jalanan pada Minggu (4/9/2022) sekitar pukul 1.30 pagi untuk mengangkut sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS).
Disebut-sebut, sistem pertahanan rudal milik AS itu rencananya akan dipindah ke pangkalan militer di Korea Selatan.
Alutsista militer tersebut diangkut ke Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang merupakan pangkalan kerjasama antara AS dan Korea Selatan.
Nampak dalam video yang dirilis, sejumlah polisi Korea Selatan tengah memblokir jalan bagi kendaraan militer yang lewat.
Sementara itu, terdapat pula pengunjuk rasa yang memprotes terkait kebijakan militer Korea Selatan tersebut.
Bukan tanpa alasan, pengunjuk rasa menentang pemasangan sisterm pertahanan rudal dengan berteknologi tinggi.
Aktivis anti THAAD mengutuk kementerian pertahanan korea selatan.
Hal itu karena pemerintah Korea Selatan disebut-sebut telah menipu penduduk desa setempat atas pengakuan tidak adanya tindakan terkait THAAD akhir pekan ini lewat rilis tertulis.
Normalisasi pangkalan THAAD adalah salah satu janji kampanye Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yoel.
Ia berjanji untuk bersikap lebih keras pada Korea Utara.
Pada tahun 2017 silam, Korea Selatan memasang baterai rudal yang menggunakan THAAD sebagai tanggapan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Keputusan itu memicu kemarahan China karena sistem anti rudal itu dapat mengancam keamanan kawasan sekitar.
Untuk memperbaiki hubungan dengan Beijing, mantan Presiden Korea Selatan berjanji bahwa Seoul tidak akan menggunakan sistem THAAD tambahan.
Namun kini Presiden baru Korea Selatan telah menekan kerjasama dengan AS terkait sistem pertahanan.
Bahkan Yoon Suk-yoel juga bersedia menerima lebih banyak baterai rudal THAAD dari AS.
Hal itu untuk menanggapi ancaman nuklir yang selalu dikumandangkan oleh Korea Utara yang semakin meningkat.
Ketegangan di kawasan Asia Timur ini memang cukup menjadi sorotan publik dunia.
Tak sedikit pula pengamat militer yang mengungkapkan bahwa perang dunia III bisa pecah di kawasan yang berdekatan dengan Laut China Selatan tersebut.
(*)