GRIDVIDEO.ID - Taiwan kini disebut telah siap bila perang melawan militer China benar-benar terjadi.
Bukan tanpa alasan, hal itu usai Taiwan dikabarkan meningkatkan kekuatan militernya dalam waktu dekat.
Tak sampai di situ saja, bahkan kekuatan militer yang ditopang dari alutsista baru Taiwan ini disebut bakal bisa meredam serangan China dari segala penjuru.
Kesiapan tempur Taiwan untuk menghadapi gempuran militer China tak lepas dari peran Amerika Serikat (AS).
Baru-baru ini akhirnya pemerintah AS mengumumkan terkait kontrak penjualan senjata perang terbaru mereka pada Taiwan.
Tak main-main, bahkan Taiwan siap menggelontorkan uang senilai 1,1 miliar dolar untuk membeli senjata perang canggih dari AS.
Pada Jumat (2/9/2022) kemarin, penjualan paket senjata militer tersebut telah disetujui oleh Presiden AS, Joe Biden.
Langkah ini disebut sebagai upaya meningkatkan pertahanan Taiwan di tengah ketegangan dengan China.
Bahkan hubungan Taiwan dengan China kini semakin memanas terbukti dari serangkaian tindakan militer yang diambil oleh Tiongkok.
"Paket penjualan itu penting untuk keamanan Taiwan, kami mendesak Beijing menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan terlibat dalam dialog yang berarti dengan Taiwan," kata seorang Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.
Setidaknya Taiwan bakal menerima 60 rudal udara Harpoon Block II senilai 335 juta dolar yang disebut mampu melacak dan menenggelamkan kapal selam.
Melansir dari The Guardian, AS juga bakal mengirimkan 100 rudal daya tembak udara jenis Sidewinder senilai 85 juta dolar.
Sedangkan untuk 665 juta dola sisannya akan dialokasikan untuk dukungan pemeliharaan dan meningkatkan sistem peringatan radar dini Raytheon yang telah beroperasi sejak 2013 silam.
Kabar kerjasama militer antara Taiwan dengan AS inipun telah sampai ke telinga pemerintah China.
Bahkan kini China langsung bertindak dengan melontarkan ancaman serius agar Taiwan mencabut kerjasama perdagangan senjata dengan AS.
Militer China pun kini telah bersiap untuk melancarkan serangan bila Taiwan enggan mendengarkan saran dari Beijing.
“China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan termasuk melalui peningkatan kehadiran militer dan maritim di sekitar Taiwan, dan terlibat dalam upaya untuk mengubah status quo di Taiwan,” jelas Laura Rosenberger, direktur senior Gedung Putih untuk China dan Taiwan.
(*)