Tak hanya itu saja, Putin menambahkan pihaknya akan kembali membuka dialog terkait perjanjian nuklir dunia bila senjata nuklir Perancis dan Inggris juga diperhitungkan.
Pengumuman Putin terkait perjanjian nuklir dunia itu disebut sejumlah pengamat militer menjadi hal yang sangat berbahaya.
Mengingat Perang Rusia-Ukraina kini memasuki babak baru yang membuka kemungkinan Kremlin menggunakan senjata pemusnah massal tersebut.
Tak hanya itu saja, pengunduran diri Rusia dalam perjanjian nuklir dunia itu bisa memicu negara-negara seperti China dan India serta Pakistan juga terpengaruh.
Kini ancaman militer dunia ada di depan mata dengan akan adanya persaingan senjata nuklir.
Hal itu seperti yang diungkap oleh Direktur Strategi, Teknologi dan Pengendalian Senjata Institut Internasional untuk Stdi Strategis, William Alberque.
Dikutip dari CNBC, William megatakan hal tersebut kepada Reuters, Rabu (22/2/2023).
"Perjanjian itu secara efektif membatasi jumlah hulu ledak per rudal yang dapat disebarkan oleh kedua belah pihak sehingga menghindari kehancuran akibat melipatgandakan jumlah hulu ledak beberapa kali lipat," ungkap William.
"Kedua belah pihak dapat segera beralih dari 1.550 hulu ledak strategis menjadi 4.000, dalam semalam," tambahnya.
"Jadi kita akan memiliki ketidakstabilan besar dalam hubungan di mana kedua belah pihak (Rusia dan AS) bertindak pada skenario terburuk, menambahkan sistem dan rencana yang lebih rumit untuk penggunaannya," katanya.
"Pada akhirnya mengarah pada situasi yang jauh lebih tidak stabil antara kedua belah pihak dan juga lebih besar. Risiko beberapa jenis penggunaan nuklir," ujarnya.
(*)