GRIDVIDEO - Lebih dari 280 hari Rusia menginvasi Ukraina, Kremlin tak memperlihatkan pengendoran serangan.
Baru-baru ini bahkan militer Rusia disebut meningkatkan serangan yang lebih berbahaya ke wilayah Ukraina.
Hal itu ditujukkan dengan kehadiran senjata militer paling mematikan milik Rusia yang ikut dalam barisan perang mereka.
Ya, pesawat pembom Tu-22M3 milik Angkatan Udara Rusia kini mulai digunakan untuk serang Ukraina.
Pesawat pembom produksi dari Tupolev Aircraft Company tersebut nampak diikutsertakan dalam invasi ke wilayah Ukraina baru-baru ini.
Baca Juga: Babak Baru Rudal Nuklir Terkuat Milik Korea Utara, AS Beri reaksi!
Mengutip dari Daily Star, padahal diketahui bahwa pesawat pembom Rusia tersebut sudah tak lagi diproduksi.
Namun pengadaan pesawat tempur Rusia kini dirubah selama Kremlin sedang memerangi Ukraina.
“Perusahaan Pesawat Tupolev telah mengirimkan pembom pembawa rudal Tu-22M3 terbaru ke penerbangan jarak jauh Angkatan Udara Rusia untuk operasi setelah perbaikan di bawah rencana pengadaan pertahanan," kata seorang juru bicara perusahaan, dikutip pada Rabu (30/11/2022).
Setidaknya ada 500 pesawat pembom yang akan menambah kekuatan serangan Rusia ke Ukraina dalam waktu dekat ini.
Meski demikian, diketahui ternyata pesawat pembom Tu-22M3 yang digunakan dalam serangan Rusia ke Ukraina adalah model lawas.
Baca Juga: China Kepergok Kirim Bantuan Militer ke Rusia, Untuk Perangi Ukraina?
Oleh karena itu, disebut sebelum ikut serta dalam serangan, Tu-22M3 akan menjalani modifikasi sesuai kebutuhan.
Tu-22M3 sendiri merupakan pesawat dengan kecepatan tertinggi mampu mencapai March 2,05 dan mampu membawa beberapa rudal hipersonik.
Selain itu pesawat pembom tersebut juga memiliki sistem navigasi baru untuk akurasi yang lebih baik.
Upaya peningkatan serangan oleh militer Rusia dengan menggunakan pesawat pembom ini memiliki alasan tersendiri.
Disebut bahwa Putin kini mencoba menggerogoti sumber bantuan militer Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Baca Juga: Pesawat Tempur Hingga Kapal Selam, Ini Deretan Alutsista Baru RI!
Hal itu dibongkar oleh mantan Komandan Komando Pasukan Gabungan Inggris, Jenderal Sir Richard Barrons.
Sir Richard mengungkap bahwa Putin memiliki rencana lain yakni untuk menghabiskan dana bantuan militer dari negara-negara Barat untuk Ukraina di tengah krisis ekonomi.
Kini Putin disebut ingin mengeksploitasi masalah yang terjadi di sejumlah negara penyokong kekuatan militer Ukraina seperti Inggris, Jerman, Itali, dan Amerika Serikat (AS).
“Rusia tahu betul bahwa biaya hidup krisis sedang menggigit, bahwa orang-orang menjadi dingin… dan mencoba menyalakan pemanas yang tidak mampu mereka beli," ungkap Richard.
Strategi yang diambil oleh Putin kali ini dianggap Sir Richard tepat untuk membuat Ukraina tak lagi berpikir untuk gabung dengan Uni Eropa maupun NATO.
"Jika Barat mematikan keran ke Ukraina, Ukraina harus - paling baik - bertahan dan bertahan di tempatnya," akhiri Sir Richard.
(*)
Baca Juga: Terungkap! Ini Senjata Militer Pamungkas Mengerikan di Dunia