GRIDVIDEO - Hakim merasa heran dan mempertanyakan soal ajudan Putri Candrawathi yang semuanya laki-laki, pada sidang pembunuhan Brigadir J.
Hakim Morgan yang memberi mengajukan pertanyaan tentang ajudan Putri Candrawathi merasa ada yang janggal dengan ajudan yang semuanya laki-laki.
Menurut pengetahuan Hakim Morgan, ajudan istri jendral harusnya perempuan, atau setidaknya ada yang perempuan.
Hal tersebut berlaku di dalam lingkup militer.
Namun dia bertanya, apakah hal sama juga berlaku di kepolisian.
"Setahu hakim, ajudan istri jenderal itu sebenarnya harus perempuan juga, harus perempuan. Itu kalau di militer begitu. Entah lah di kepolisian. Ajudan istri jenderal jadi laki-laki," ucap Morgan.
Guru Besar Bidang Hukum Acara Pidana Unsoed, Profesir Hibnu Nugroho, juga menilai apa yang ditanyakan hakim tentang ajudan Putri Candrawathi adalah hal yang wajar.
Apa yang ditanyakan hakim adalah jalan untuk membongkar motif pelaku pada kasus pembunuhan Brigadir H.
"Sangat relevan sekali. Idealnya kalau kita lihat di mana punlah, namanya perempuan ya ajudannya perempuan. Ada Polwan dan sebagainya. Ini kok laki-laki," ujar Profesor Hibnu.
"Sehingga ada sesuatu yang perlu diperjelas kenapa (Putri Candrawathi) pakai ajudan laki-laki."
Profesor Hibnu yakin jika hakim perlu menggali tentang fakta-fakta mengenai ajudan Putri yang semuanya laki-laki untuk mendapatkan motif pembunuhan Brigadir J.
Selain itu, Profesor Hibnu menilai ajudan Putri yang semuanay laki-laki adalah hal yang tidak lazim.
Umumnya, untuk perempuan, ajudannya juga perempuan.
"Karena kalau kita lihat, kami bukan ahli di bidang SDM ya tapi kebiasaan secara empiris, seorang dekan atau seorang rektor perempuan, ajudannya ya perempuan," kata Profersor Hibnu.