“Tahun ini, militer komunis meminjam pengalaman dalam perang Rusia-Ukraina untuk mengembangkan medan perang hibrida melawan Taiwan,” kata Chen.
“Dan menguatkan latihan tempur serta persiapan melawan musuh-musuh yang kuat,” lanjut Chen.
Usai menggelar latihan, China disebut Taiwan juga melakukan perluasan terhadap zona abu-abu dan aktivitas hibrida melawan Taiwan.
Bahkan militer China disebut telah menggunakan drone untuk memantau pulau-pulau yang berada di bawah kontrol Taiwan.
Termasuk dalam zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.
Tak sampai di situ saja, militer China juga melibatkan taktik yang ireguler untuk melemahkan musuh tanpa menggunakan perang terbuka.
Menurut Chen, kegiatan militer China tersebut merupakan perang kognitif dengan metode hibrida.
“Yang telah membentuk bentuk baru ancaman terhadap keamanan nasional,” tutur Chen.
Demi mengantisipasi kenekatan China yang telah memulai perang tersebut, kini Taiwan pun disebut telah memperkuat pertahanan militer mereka.
Komandan Angkatan Laut Taiwan Chiang Cheng-kuo mengungkapkan bahwa modernisasi dilakukan termasuk dalam kapal perusak generasi baru mengingat 26 armada kapal perang utama Taiwan yang kini telah berusia 20-30 tahun.