Grid Video - Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa beberapa gas air mata ada yang kadaluarsi saat tragedi Kanjuruhan terjadi.
Sejauh ini ada tiga jenis gas air mata yang digunakan yaitu warna hijau yang berupa asap yang hanya berisi asap putih.
Lantas ada juga warna biru yang sifatnya sedang untuk penggunaan klaster skala kecil.
Terakhir ada gas air mata warna meraih yang memiliki pengaruh paling kuat untuk mengurai massa.
Salah satu yang disorot adalah soal gas air mata yang katanya kadaluarsa.
Pasalnya, efek yang ditimbulkan menjadi lebih berat seperti iritasi yang cukup parah pada beberapa korban.
Baca Juga: Novita Tewas Diberondong 100 Peluru, Korban Kebrutalan Remaja
Terkait hal ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengakui ada beberapa gas air mata yang kadaluarsa pada Tragedi Kanjuruhan.
Gas air mata tersebut sudah kadaluarsa pada tahun 2021.
"Ada beberapa yang ditemukan ya yang tahun 2021, saya masih belum tahu jumlahnya."
"Tapi itu akan didalami tim Puslabfor, tapi sebagian besar yang digunakan tiga jenis ini," kata Dedi Presetyo.
Dedi berdalih jika gas air mata yang kadaluarsa justru harusnya kekuatannya menurun.
Hal ini membuat gas air mata tersebut secara teori tidak bisa bekerja dengan efektif saat ditembakkan.