GRIDVIDEO - Ahli keamanan sepak bola yang dipecat PSSI dan kini menjadi anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan, merasa miris dan bersaksi insiden itu sangat mengerikan.
Menurut Nugroho Setiawan, Tragedi Kanjuruhan menunjukkan fakta bahwa Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi.
"Tadi saya sempat melihat rekaman kejadian (Tragedi Kanjuruhan), khususnya di Pintu 13. Mengerikan sekali," kata Nugroho Setawan dikutip dari YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (9/10/2022).
BACA JUGA:Lesatan Peringkat FIFA Indonesia Tertinggi di ASEAN, Melesat 3 Peringkat!
Dalam rekaman kamera CCTV itu, kata Nugroho, terlihat betapa suporter panik dan mencoba menghindari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian.
Mereka berdesak-desakan mencoba menyelamatkan diri dari serangan gas air mata tersebut.
"Jadi ya situasinya adalah pintu terbuka, tapi sangat kecil. Yang itu seharusnya pintu untuk masuk, tapi terpaksa jadi pintu keluar," jelas Nugroho.
BACA JUGA:Rizky Billar Dipecat dari Jajaran Host D’Academy, KPI Larang Pelaku KDRT Muncul di TV dan Radio
Nugroho Seteiawan merupakan ahli keamanan pertandingan sepak bola (security officer) yang berlisensi FIFA.
Ia dikeluarkan dari PSSI pada tahun 2018.
Menurut Nugroho, dalam rekaman juga terlihat, para penonton berebut keluar dan sebagian ada yang sudah pingsan karena kekurangan oksigen.
"Situasinya orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak, karena fek gas air mata," jelas Nugroho.