“Artinya ada pelanggaran di sini, tidak ada SOP yang diberikan antara PSSI saat kerjasama dengan polisi bahwa gas air mata itu berdasarkan aturan FIFA tidak boleh masuk ke dalam lapangan sepak bola,” kata Akmal.
Akmal juga mengatakan, banyaknya korban jiwa pada kerusuhan kali ini akibat dari penggunaan gas air mata.
Gas air mata menyebabkan sesak nafas, dan membuat orang menjadi panik, hingga berakhir semakin rusuh membuat banyak korban meninggal akibat terinjak.
“Kemudian inilah penyebab banyaknya korban meninggal karena situasi berdesak-desakan, sesak napas, dan sebagainya sehingga tidak bisa diantisipasi dengan baik yang pada akhirnya ini menjadi pemicu utama tumbal nyawa 127 (orang) di Stadion Kanjuruhan,” ucap Akmal.