GRIDVIDEO - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik, mengaku bahwa institusinya bertindak "nakal" terhadap polisi di awal kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal itu disampaikan Ahmad Taufan dalam rapat di Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/3033).
Kenalakan Komnas Ham itu dilakukan agar kasus pembunuhan Brigadir J lebih jelas.
Sebelumnya, kematian Brigadir J memang dinarasikan akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
BACA JUGA: Seakan Nonon Film Seronok Motif LGBT dalam Kasus Ferdy Sambo, Begini Argumen Mahfud MD
Namun, narasi itu diragukan dan kemudian banyak pihak terlibat dalam pengungkapan kasus itu, termasuk Komnas HAM.
Maka, di awal kasus itu, Komnas HAM melakukan "kenakalan: terhadap Polri.
Menurut Ahmad Taufan, jika Komnas HAM tidak "nakal", maka bisa jadi kasus ini tidak akan jelas.
"Kalau di awal (Komnas HAM) agak nakal. Saya katakan nakalah gitu ya. Saya setuju Pak, saya dikatakan nakal, Pak Anam, Pak Beka. Ya, tapi kalau enggak dinakalin begitu, kan enggak disebut-sebut, Pak," kata Ahmad Taufan.
Menurutnya, "kenakalan" itu penting dan kadang-kadang dikoordinasikan dengan Menko Polhukam Mahfud MD.
"Itu penting buat kita, sehingga memang kadang-kadang koordinasi juga dengan Pak Mahfud, ya. Memang kita bilang gitu, 'Kita nakalin saja pak supaya jelas (kasusnya, Red),," jelas lanjutnya.