GRIDVIDEO.ID - Buntut dari perseteruan Gus Samsudin dengan Pesulap Merap memaksa warga setempat untuk menutup padepokan Nur Dzat Sejati karena merasa dirugikan.
Warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur merasa daerahnya menjadi korban bully di media sosial.
Selain itu masyarakay Rejowinangun juga merasa ragu dengan praktik pengobatan Gus Samsudin.
Mereka menyaksikan banyak pasien yang kecewa dengan praktik pengobatan Gus Samsudin.
“Jadi kenapa warga sampai menghendaki penutupan padepokan Gus Samsudin karena kegaduhan ini ternyata telah menyeret nama desa kami. Desa Rejowinangun di-bully warganet di media sosial karena padepokan itu berada di desa kami,” kata Kepala Desa Rejowinangun, Bhagas Wigasto.
Namun Bhagas menyampaikan bahwa Gus Samsudin menolak untuk menutup padepokannya secara permanen.
Hal itu disampaikan Gus Samsudin saat melakukan mediasi yang difasilitasi oleh Polres Blitas.
"Gus Samsudin tidak bersedia jika penutupan padepokan permanen," ucap Bhagas.
Selain itu di-bully di media sosial, warga Rejowinangun juga dirugikan karena aplikasi pelayanan warga diretas oleh oknum.
“Kami ini kan sudah desa digital. Pelayanan publik sudah berbasis internet. Aplikasi pelayanan kependudukan di-hack, data base diacak-acak,” kata Bhagas.
Situs UKMK Desa Rejowinangun juga terkena dampak.
Situs tersebut ikyt diretas oleh oknum.
“Di portal itu muncul tulisan ‘Rejowinangun Berhati Anarkis’,” tutur Bhagas.