"Karena sampai sekarang tidak diketahui di mana HP itu. Yaitu tiga handphone dengan 4 nomor milik Brigadir J," kata Kamaruddin.
"Pertanyaannya lagi, siapa yang menguasai handphone Brigadir J karena diduga tergeletak di meja di rumah dinas itu," tambahnya.
Menurutnya, tidak mungkin ada orang lain yang masuk ke rumah dinas itu secara sembrono.
"Jadi, siapa yang menguasai (hP Brigadir J, red)?" tanya Kamaruddin.
Brigadir J tewas setelah adu tembak dengan Bharada E, sesama ajudan Kadiv Propam Irjan nonaktif Ferdy Sambo, di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.
Aksi adu tembak terjadi, menurut polisi, setelah ada teriakan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dari kamarnya.
Ia teriak karena Brigadir J menodongkan senjata dan melakukan pelecehan.
Bharada E lalu mencari sumber suara dan Brigadir J keluar dari kamar, kemudian menembak Bharada E.
Tembakan Brigadir J gagal menemui sasaran, sedangkan tembakan bharada E menewaskan Brigadir J.
Keterangan itu diragukan keluarga Brigadir J, karena di jenazahnya banyak luka janggal.
Alagi, pada autopsi ulang, ditemukan banyak luka dan tembakan yang bertentangan dengan keterangan polisi sebelumnya.
Sehingga, keluarga Brigadir J menduga kasus ini adalah pembunuhan berencana.