Sehingga, usaha mempertahankan dan membangun Batavia sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan VOC di Nusantara akan kuat.
"Pria tak bisa hidup tanpa wanita. Supaya orang-orang kompeni bisa mendapatkan pasangan yang pantas, yang membuahkan anak-anak untuk menjadi kolonis yang layak pula, kirimlah wanita-wanita muda," begitu perintah JP Coen yang berkuasa di Batavia dari 1617 sampai 1629.
Pada 1621, tiga keluarga didatangkan dari Belanda ke Batavia.
Mereka membawa beberapa gadis muda yang kemudian diikat kontrak untuk tinggal selama 5 tahun di batavia.
Jika mereka mendapatkan jodohm maka mas kawin akan ditanggung kompeni.
Lalu, pada 1622, sebanyak 6 gadis datang dari Belanda ke Batavia.
Mereka mendapat julukan "putri-putri kompeni", disusul kedatangan beberapa gadis lajang dari Amsterdam.
"Gadis-gadis itu datang ke Batavia dalam keadaan miskin," terang Zaenuddin.
Aktivitas impor wanita dari Belanda itu sebenarnya pernah dilakukan sebelum JP Coen menguasai Batavia.
Sebanyak 36 wanita Belanda pernah didatangkan ke Batavia dengan maksud yang sama.
Mereka adalah para istri karyawan dan tentara Belanda atau para pekerja VOC.
Namun, dalam perjalanan, sebagian wanita-wanita itu tewas.