Kisah Manuskrip Ulama-ulama Jawa Timur di Arab Saudi Sampai Jadi Bahan Pendidikan S3

Kamis, 15 Desember 2022 | 15:11

GRIDVIDEO - Manuskrip atau tulisan dari Ulama-ulama Jawa Timur ditemukan berada di Arab Saudi hingga dipakai untuk pendidikan Strata 3 (S3) di sana.

Hal itu diungkapkan sendiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam sebuah kesempatan baru-baru ini.

Khofifah mengungkapkan, sudah tiga tahun berjalan pihaknya melakukan penyisiran manuskrip karya ulama-ulama Indonesia di luar negeri.

Bahkan ada salah satu karya dari Kyai Mahfud Termas, Pacitan ditemukan Khofifah berada di Riyadh, Arab Saudi.

Sabtu (10/12/2022) Khofifah pun menceritakan pengalamannya saat mengenemukan manuskrip dari Ulama-ulama Jawa Timur tersebut.

Baca Juga: Ulangi Zaman Ummayah, Timnas Maroko Dihentikan Pasukan Prancis, Ini Sejarahnya!

Selain itu, Khofifah menambahkan banyak karya dari para ulama asal Indonesia sering dijadikan referensi pendidikan oleh negara-negara timur tengah.

"Bahkan ada yang menjadi buku panduan untuk program S3 di salah satu perguruan tinggi negeri di Riyadh."

"Satu kitab 7 jilid dan beliau mengarang dua kitab masing-masing 7 jilid, tebal-tebal dan itu ternyata adalah karya Kyai Mahfudz Termas, Pacitan itu menuliskan dua karya, masing-masing 7 jilid," kata Khofifah dikutip dari Kompas.com.

Tak jarang hasil tulisan dari Ulama-ulama Indonesia tersebut dipamerkan di sejumlah acara termasuk di pameran bertema peradaban dan peradaban dunia di Riyadh, 27 November lalu.

Khofifah menambahkan, sangat pentingnya tulisan dari Ulama-ulama asal Indonesia itu tak lain karena berisi tentang pengajaran islam moderat.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Kiper Maroko Cetak Sejarah di Piala Dunia 2022, Apa Itu?

Selain itu juga ada tulisan yang bertemakan islam yang penuh toleransi dan penuh damai.

Dalam kesempatan tersebut Khofifah juga sempat bertemu dengan peneliti asal Arab Saudi.

Setidaknya dari pertemuan tersebut, Khofifah mendapat informasi ada 30 karya manuskrip dari Syekh Nawawi Al-Bantani asal Banten di tempat arsip nasional Arab Saudi.

"Itu ada 30 karya Syekh Nawawi al-Bantani yang sekarang ada di dalam kearsipan aldara. Aldara adalah Anri-nya Saudi Arabia arsip nasionalnya mereka."

"Dari 30 itu baru 6 yang dicetak, berarti masih ada 24 kitab yang belum dicetak, arsip itu semua ada disana, jadi betapa kita sekarang harus hunting banyak sejarah," katanya.

Baca Juga: 'Loji Gandrung', Gedung Asmara Tempat Pernikahan Kaesang Dan Erina, Begini Sejarahnya!

Ada pula karya Syekh Kholil Al-Bangkalani yang disebut Khofifah berada di luar negeri.

"Banyak kitab-kitab yang kemudian saya dapat informasi dari researcher aldara kitabnya Syekh Kholil Bangkalan itu ada 32, baru dua yang dicetak, dan beliau menyampaikan kitab-kitab karya ulama Indonesia termasuk Jawa Timur di dalamnya sekarang ini kalau mau menggali lagi kita tidak sekedar harus ke Leiden, tapi juga di museum di London," ungkapnya.

Oleh karena itu, Khofifah berpesan betapa pentingnya warisa budaya tak benda yang dimiliki oleh Indonesia.

Oleh karena itu pendaftaran sebagai HAKI dan ke Kemendikbud Ristek penting demi keberlangsungan generasi muda.

"Kalau kita tidak mendaftarkan ke HAKI, kemudian Kemendikbud Ristek maka tidak menutup kemungkinan seperti kita harus memperjuangkan kembali batik dan tempe yang pernah diklaim oleh negara lain, jangan sampai kemudian kita baru akan mencari napak tilas bahwa kita pernah memiliki berbagai warisan budaya kita dan itu kemudian kita ketemunya di Leiden dan itu kemudian kita ketemunya di museum dan di arsip-arsip banyak negara lain," ungkapnya.

(*)

Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Kurang Hoki, Spanyol Jadi Eksekutor Paling Gembel dalam Sejarah Piala Dunia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya