GRIDVIDEO - Helikopter Polri 105-P-1130 milik Badan Pertahanan dan Keamanan (Baharkam) Polri yang hilang di perairan Belitung Timur memiliki kisah yang menarik.
Helikpter itu sebenarnya bernama NBO-105 atau BO-105 yang tergolong helikopter ringan dan mampu melakukan manuver yang baik.
Helikpter Polri 105-P-1130 hilang kontak pada Minggu (27/11/2022) dan membawa 4 awak anggota Polri.
Kabar terbaru, Bripda Khoirul Anam sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Sedangkan kapten helikopter, AKP Arif Saleh dan dua kru lainnya, Aipda Joko M dan briptu Lasminto belum ditemukan.
Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo berharap, helikopter legendaris dan tiga kru itu segera ditemukan.
Saat ini pencarian terus dilakukan guna melacak ketiga kru dan tubuh helikopter.
"Kita akan mengambil langkah-langkah selanjutnya terkait dengan proses setelah selesai evakuasi nanti," kata Listyo Sigit Prabowo.
Jasa BJ Habibie
Helikopter Baharkam yang hilang itu memiliki nama resmi NBO-105 atau BO-105.
Ini merupakan helikoter ringan pertama bermesin ganda dan serbaguna.
NBO-105 merupakan produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bernama PT Dirgantara Indonesia.
Sejak 1976, produksi NBO-105 oleh PT Dirgantara Indonesia di bawah lisensi Messerschmitt-Bolkow-Blohwn (MBB) sekarang Airbus Helicopters.
Mensristek BJ Habibie di era Orde Baru berhasil mendapatkan lisensi itu dari MBB pada 1974.
Sehingga, sejak 1976 IPTN mula memproduksi helikopter NBO-105.
Perjuangan BJ Habibie mendapatkan lisensi itu tak mudah.
Sebelumnya, MBB tidak mau memberikan lisensi kepada IPTN.
Atas kredibilitas dan konsep serta proposal BJ Habibie pula, MBB akhirnya memberikan lisensi itu.
Sekadar informasi, BJ Habibie pernah bekerja di MBB pada tahun 1965 sampai 1973,
Setelah mendapat lisensi, helikopter dikirim dari Hamburg, Jerman ke Bandung untuk kemudian dirakit di hanggar IPTN.
Sebenarnya, helikopter itu memiliki kode BO-105, namun setelah IPTN mendapat lisensi dari MBB, maka menambahkan huruf "N" pada kode itu hingga menjadi NBO-105.
Selain itu, IPTN kemudian juga membuat beberapa versi modifikasi BO-105, antara lain NBO-105 CBS dan NBO-105 S dengan rangka lebih panjang.
Tak hanya itu, IPTN juga memproduksi NBO-105 versi militer untuk Korps Penerbangan ANgkatan Darat (Penerbad) guna mendukung Operasi Seroja Timor Timur pada 1975-1978.
Ciri khusus di NBO-105 untuk militer memiliki perangkat radio komunikasi ke pasukan, senapan mesin, serta penambahan lapisan baja di perut sebagai pelindung.
Bisa Jungkir-balik
Helikopter BO-105 dirancang oleh ahli penerbangan Jerman, Ludwig Bolkow pada 1964.
Helikopter ini memang dirancang untuk penggunaan sipil maupun militer dan cukup legendaris.
Sebab, helikopter ringan pertama ini mampu melakukan manuver yang cukup dinamis.
Helikopter ini bisa melakukan manuver aerobik, berputar secara terbalik atau inverted loop.
Sejak diperkenalkan, BO-105 mendapat perhatian dunia, karena merupakan helikopter ringan pertam di dunia yang memakai mesin ganda serta menggunakan sistem rotor tanpa engsel.
Panjang BO-105 adalah 11,86 meter dan tinggi 3 meter.
Sedangkan bobotnya adalah 1,276 kilogram dan bisa mengangkut 4 orang termasuk 3 kru.
Helikopter ini mampu terbang membawa beban 2.500 kilogram atau 2,5 ton.
Mesin ganda yang digunakan MBB pada helikopter itu adalah Allison 250-C20B turbin gas dengan poros(turboshaft).
Dengan spesifikasi itu, BO-105 atau NBO-105 bisa terbang dengan kecepatan 242 km/jam dan ketinggian mencapai 17.000 kaki atau 5.200 meter.
Dengan bahan bakar penuh, helikopter ini bisa terbang selama 3,5 jam.