Kengerian Pintu 13, Pintu Maut Stadion Kanjuruhan dengan Mayat Bergelimpangan

Senin, 10 Oktober 2022 | 12:51

GRIDVIDEO - Pintu 13 di Stadion Kanjuruhan menjadi pintu paling maut yang menjadi tempat mayat bergelimpangan dalam Tragedi Kanjuruhan.

Hal itu terlihat dari CCTV yang didapat anggota Tim zgabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Nugroho Setiawan.

Ia sudah melihat rekaman CCTV itu dan memperlihatkan situasi yang sangat mengerikan.

Di Pintu 13 itu, banyak suporter yang berdesakan menghindari gas air mata, kemudian terhimpit dan kehilangan nyawa.

BACA JUGA: Rizky Billar Dipecat dari Jajaran Host D’Academy, KPI Larang Pelaku KDRT Muncul di TV dan Radio

"Saya sempat melihat rekaman CCTV kejadian, khususnya di Pintu 13. Wah... Mengerikan sekali," ujar Nugroho Setiawan dalam tayangan Youtube Kemenko Polhukam, Minggu (/10/2022).

Pintu 13 sebenarnya untuk pintu masuk ke stadion.

Namun, karena terjadi kekacauan akibat aparat keamanan menembakkan gas air mata, para suporter berlarian keluar dan Pintu 13 menjadi salah satu konsentrasi penonton mengambil jalan keluar stadion.

Parahnya lagi, pintu itu hanya terbuka sedikit, sehingga terjadi perebutan, desak-desakan, dan banyak yang terinjak-injak.

BACA JUGA: Hikmah yang Didapat Persib Bandung dari Tragedi Kanjuruhan, Keamanan dan Kenyamanan Jadi Fokus

Kekacauan di Stadion Kanjuruhan terjadi seusai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada lanjuta Liga 1, Sabtu (1/10/2022).

Suporter yang kecewa oleh kekalahan itu, turun ke lapangan.

Aparat keamanan kemudian menghalau mereka dengan menembakkan gas air mata.

Bahkan, lontaran gas air mata juga mengarah ke tribun, padahal di sana tidak ada kericuhan.

Akibatnya, banyak penonton yang panik dan kesakitan karena gas air mata, kemudian berusaha meninggalkan stadion.

BACA JUGA: Perwakilan Aremania Mohon Maaf Kepada Seluruh Masyarakat Indonesia, Buntut Pernyataan Kontroversial

Menurut Nugroho Setiawan, saat kerusuhan terjadi, Pintu 13 dalam keadaan terbuka, tetapi hanya sebagian.

Pintu itu memang seharusnya digunakan untuk masuk ke stadion, bukan untuk keluar.

Di sinilah maut itu terjadi. Banyak penonton yang pingsan dan meninggal dunia.

"Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh pingsan, terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata," jelas Nugroho Setiawan.

"Jadi miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV," kata Nugroho.

PINTU MAUT

Pintu 13 di Stadion Kanjuruhan dianggap pintu maut dan paling disorot, karena di situ paling banyak memakan korban.

Anggota Aremania, Dimas Bayu yang selamat dari Tragedi Kanjuruhan menjelaskan, Pintu 13 menjadi tempat paling mengerikan setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata.

Saat itu begitu kacau dan Pintu 13 menjadi konsentrasi penonton untuk keluar dari stadion.

BACA JUGA: Cara mengobati Diabetes dengan Obat Alami, hanya Bermodal Kulit Petai

"Keadaan di sana sangat berdesak-desakan. Dari tribun sampai keluar stadion itu sudah tidak leluasa bergerak, hanya berdesak-desakan mengikuti arus orang saja," kata Dimas Bayu kepada Kompas.com, seusai doa bersama di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Selasa (4/10/2022).

"Posisi saya itu sudah sesak, tidak bisa bernapas dan pasrah saja. Sementara orang di belakang disuruh mundur-mundur itu sudah tidak memungkinkan," kata Dimas Bayu menggambarkan situasi.

Dimas Bayu beruntung, karena pagar keamanan sebelum pintu keluar ambrol, hingga ia bisa keluar.

"Saking desak-desaknya terlalu kuat jadi akhirnya roboh. Tapi, kalau pagarnya tidak roboh, saya tidak tahu lagi karena di depan saya itu sudah berjatuhan," terangnya.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya