Citra Kekerasan Seksual Menempel pada Pangeran Andrew, Para Korban Kecewa Ia Muncul dalam Prosesi Berkabung Ratu Eliabeth II

Minggu, 18 September 2022 | 12:32

GRIDVIDEO - Para korban kekerasan seksual kecewa Pangeran Andrew direhabialitasi begitu cepat dan muncul dalam proses berkabung ibunya, Ratu Elizabeth II.

Kemunculan adik Raja Charles III di publik dan mengenakan pakaian militer dianggap mencederai perasaan para korban kekerasan seksual.

Pangeran Andrew merupakan putra kedua Ratu Elizabeth II.

Namun, para korban menganggap ia tak layak muncul di publik dalam prosesi berkabung ibunya, apalagi mengenakan pakaian kebesaran secara resmi.

Sebab, citra kekerasan seksual masih menempel pada dirinya dan ini dianggap membuat para korban kekerasan seksual yang sempat dikaitkan dengannya sangat kecewa.

BACA JUGA: Pistol Perang Dunia Seharga Rp 14 Miliar Diduga Ikut Membunuh Brigadir J, Milik Ferdy Sambo atau Putri Candrawathi?

Pangeran Andrew yang juga Duke of York, berteman dekat dengan paedofili Jeffrey Epstein.

Bahkan, ia sering tinggal di properti Jeffrey Epstein. Setidaknya terungkap, Pangeran Andrew berteman dekat dengan Jeffrey Epstein sejak 2010 dan sering tinggal di propertinya.

Sementara, akhirnya terungkap bahwa Jefrey Epstein adalah seorang paedofili dan korban kekerasan sesksualnya juga sangat banyak.

Sedangkan, Pangeran Andrew sendiri pernah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap gadis berumur 17 tahun, Virginia Roberts.

Bahkan, Virginia Roberts yang dibawa Jeffrey Epstein, akhirnya menuntut Pangeran Andrew ke pengadilan atas tuduhan pelecehan seksual kepadanya.

BACA JUGA: Orang Pertama di Luar Ferdy Sambo Cs yang Tahu Kondisi Brigadir J Dieksekusi Ternyata Anak Anggota DPR RI, Ini Sosoknya!

Pada Januari 2021, hakim menolak permintaan pengacara Pangeran Andrew untuk membatalkan pengadilan, karena Sang Pangeran membantah pelecehan seksual dan tak ada bukti.

Namun, istana Buckingham langsung bereaksi dan mencopot gelar militer Pangeran Andrew.

Di awal 2022, Pangeran Andrerw dan Vidginia Roberts mencapai kesepakatan di pengadilan.

Pangeran Andre kemudian mendonasikan 12 juta poundsterling untuk para korban kekerasan seksual Jeffrey Epstein.

Sebab itu, meski pelecehan seksual yang dilakukan Pangeran Andrew belum terbukti di pengadilan, citra kekerasan seksual dinilai masih menempel padanya.

Apalagi, dia merupakan teman dekat tokoh paedofili yang telah memakan banyak korban kekerasan seksual, yakni Jeffrey Epstein.

Jeffrey sendiri akhirnya bunuh diri di penjara.

MELUKAI HATI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

Sejak kasus itu mencuat, Pangeran Andrew sempat menghilang dari publik.

Namun, pada 12 September lalu, ia tiba-tiba muncul bersama Pangeran Charles (kemudian Raja Charles III), dan anggota kerajaan Inggris lain dalam prosesi berkabung Ratu Elizabet di Edinburg.

Bahkan, ia juga mengenakan pakaian resmi militer seperti anggota keluarga kerajaan lain.

BACA JUGA: Catatan Buruk Atas Vietnam Sudah Saatnya Diakhiri, Shin Tae-yong Anggap Mental Pemain Lagi Bagus!

Ini yang dianggap melukai hati para korban kekerasan seksual Jeffrey Epstein, karena citra kekerasan seksual dan kekejaman rekannya Jeffrey Epstein dianggap masih menempel pada dirinya.

Spencer KEvin yang mewakili 9 korban Jeffrey Epstein mengatakan, "Untuk para korban kekerasan seksual, (kemunculan Pangeran Andrew di publik) membuat frustrasi."

"Pria ini (Pangeran Andrew) sangat tidak dihormati oleh para korban kekerasan seksual, karena pertemanan dekannya dengan seorang paedofili (Jeffrey Epstein). Ia ingin dipuji publik," lanjutnya,

"Bukan rahasia bahwa ia suka menjadi populer. Dia suka dengan posisinya. Saya kira ia sekarang mencoba melihat apakah namanya bisa direhabilitasi di mata publik," kata Spencer Kevin.

BACA JUGA: Rusia Dan China Persiapkan Kekuatan Militer Besar-besaran Untuk Sambut Perang Dunia III?

Menurut Spencer Kevin, dalan situasi seperti sekarang, seharusnya Pangeran Andrew berkabung secara pribadi, tidak menunjukkan diri di mata publik.

Sementara kuasa hukum korban Jeffrey Epstein lainnya, Mariann Wang, mengecam kemunculan Pangeran Andrew di publik apalagi dlaam prosesi berkabung Ratu Elizabeath II sangat memprihatinkan.

"Dengan mudah saya katakan secara umum ini sangat melukai para korban kekerasan seksual yang masih trauma melihat pelaku kekerasan seksual menikmati status istimewa," kata Mariann Wang.

"Dan, secara umum status istimewa, privelis, dan kekuasaan memberi ruang lebar kepada individu untuk mencederai hati orang," lanjutnya.

Apalagi, Pangeran Andrew nekat menemani kakaknya, Raja Charles III, meski ada kabar untuk menggantikan posisinya dalam prosesi berkabung.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya