Misteri Pisau dalam Kasus Brigadir J dan Gendongan pada Putri Candrawathi, Lalu Teman Dipetintah Membunuh Teman

Jumat, 02 September 2022 | 06:00

GRIDVIDEO - Masih ada misteri pisau dan gendongan pada Putri Candrawathi dalam kasus pembubuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Lalu, kenapa teman diperintahkan membunuh teman?

Misteri atau pertanyaan itu mencuat setelah dilakukan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa (30/8/2022).

Rekonstruksi itu menghadirkan 5 tersangka, yakni Irjen Ferdy Sambo, istrinya Putri Candrawathi, Bharada Richard Elisier alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, dan asisten rumah tangga Kuat Ma'ruf.

Pembunuhan itu terjadi pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sampo, Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Polisi Sampai Tak Berani Buka ke Publik, Ternyata Brigadir J Tak Sendirian Bopong Putri Candrawathi ke Kamar

Dalam rekonstruksi itu, Kuat Ma'ruf membawa pisau.

Ini sesuatu yang baru dan belum pernah disampaikan sebelumnya dalam narasi motif pembunuhan yang disampaikan Ferdy Sambo, yakni pelecehan seksual oleh Brigadir J kepada Putri Candrawathi di Magelang.

Lalu, kenapa Kuat Ma'ruf membawa pisau dan untuk apa pisau tersebut?

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto menjelaskan, tentang pisau yang dipegang Kuat Ma'ruf dalam rekonstruksi itu digunakan Kuat untuk mengancam Brigadir J.

"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum (Brigadir) J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama," kata Agus Andrianto.

"Si Kuat orang lama bawa pisau," lanjutnya.

BACA JUGA: Publik Salah Tuduh? Ferdy Sambo Hanya Buat Skenario, Otak Pembunuhan Brigadir J Ternyata 2 Sosok Ini?

Sementara dari keterangan Dirtipidum Brigjen Pol Andi Rian, pisau yang dibawa Kuat ada kaitannya dengan peristiwa di Magelang.

"Pisau itu barang bukti terkait satu peristiwa di magelang, begitu," jelas Andi Rian kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).

Tapi, Andi Rian tidak merinci fungsi pisau itu digunakan pada saat apa.

Ia hanya menjelaskan, pihaknya akan kembali memeriksa peristiwa di Magelang dan menggali lagi keterangan dari lima tersangka.

INSIDEN GENDONGAN

Seperti diketahui, sebelum pembunuhan Brigadir J di Jakarta pada 8 Juli 2022, Putri Candrawathi dan pergi ke Magelang.

Ia didampingi ajudan Brigadir J, Bharada E, Bripka RR, dan sopir Kuat Ma'ruf serta asisten rumah tangga wanita, Susi.

Mereka ke Magelang pada 2 Juli 2022.

Dinarasikan, pada 4 Juli 2022 Brigadir J akan menggendong Putri Candrawathi yang tertidur di ruang televisi, tapi ditegur Kuat Ma'ruf.

Lalu, pada 6 Juli 2022, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang untuk bergabung dan merayakan ulang tahun pernikahan, kemudian balik ke Jakarta.

Pada 7 Juli 2022, Brigadir J dikatakan masuk ke kamar Putri Candrawathi dan melakukan pelecehan seksual.

Hal itu, menurut versi tersangka, diketahui Kuat Ma'ruf dan Brigadir J mengendap-endap lalu lari.

Soal kasus penggendongan Putri Candrawathi, ternyata masih ada sisa misteri yang belum terjawab.

Menurut keterangan tersangka, Brigadir J sendirian hendak menggendong Putri Candrawathi.

Ternyata, disebut bahwa Brigadir J tidak sendirian ketika akan menggendong Putri Candrawathi yang sedang sakit ke kamar.

Melansir dari Intisari online, Brigadir J disebut mengajak Bharada E untuk membopong Putri Candrawathi dari ruang TV ke kamar tidur.

Namun, niatan Brigadir J tak terlaksana, karena terjadi cekcok kecil dengan Kuat Ma'ruf.

BACA JUGA: Kontroversial, Hotman Paris Sebut Ferdy Sambo Bisa Lolos dari Pasal Pembunuhan Berencana, BAP Saksi Jadi Kunci

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik, membenarkan terkait adegan Brigadir J berniat membopong Putri itu.

Namun, niatan itu tak terlaksana karena Kuat Ma'ruf memegang tubuh Putri Candrawathi.

Adegan saat Putri akan digendong itu terpotong dalam rekonstruksi.

"Sedang nonton televisi, Brigadir J mau bopong Putri Candrawathi, lalu ajak Bharada E," jelas Ahmad Taufan Damanik.

"Dia (Brigadir J) mau bopong, tapi tidak terjadi karena langsung dilarang Kuat Ma'ruf, 'Hei jangan. Apaan kau!'" lanjut Ahmad Taufan.

Entah, mungkin masih ada beberap misteri yang belum terungkap.

Yang pasti, Komnas HAM telah merekomendasikan agar Polri kembali mengusut dan memeriksa dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang itu.

BACA JUGA: Komnas HAM Minta Polisi Usut Lagi Kasus Pelecehan Seksual Putri Candrawathi, Dugaan Mengarah ke Kekerasan Seksual

TEMAN BUNUH TEMAN

Insiden di Magelang itu yang dinyatakan Ferdy Sambo dalam BAP yang menyebabkan ia marah dan kalap, hingga memerintahkan pembunuhan kepada Brigadir J ketika kembali ke Jakarta, 8 Juli 2022.

Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J hingga tewas.

Padahal, Bharada E ternyata teman satu kamar dengan Brigadir J.

Mungkin karena pertemanan itu, Bharada E trauma dan gemetar saat melakukan rekonstruksi penembakan di TKP itu.

Menurut pengacaranya, Ronny Talapessy, Bharada E trauma dan gemetar saat melakukan rekonstruksi.

Apalagi, ternyata Bharada E dan Brigadir J teman satu kamar selama sama-sama menjadi ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

"Memang, situasi dari klien saya ini adalah ketika kemarin masuk di rumah TKP sedikit taruma, ya," kata Ronny Talapessy di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2022), dini hari seperti dikutip Kompas.com.

Bahkan, saat memperagakan menembak Brigadir J, ia sampai gemetar.

"Waktu di TKP, setelah melakukan reka penembakan itu, klien saya sempat duduk, itu tangannya gemetar," jelas Ronny.

Menurut Ronny, tak mudah bagi Bharada E melakukan penembakan dan melupakan hal itu, karena setiap hari mereka bertemu.

"Ini posisi yang tidak gampang. Karena tadi saya sampaikan, ini orang yang selalu dia temui setiap hari, kemudian satu tempat tidur," jelas Ronny.

Maka, Bharada E pun dinilai sempat kesulitan saat akan memperagakan adegan ulang penembakan kepada Brigadir J.

"Mata (Bharada E saat rekonstruksi) selalu lihat saya. Jadi, saya harus yakinkan, 'Kami bisa. Kamu harus pertahankan BAP kamu. Karena ini adalah untuk kepentingan kamu. Kamu harus tunjukkan supaya nanti kami bisa mendapatkan keringanan.'" ujarnya.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya