Hermawan Solistyo Ungkap Aktor Intelektual Perancang Skenario dan Pembagi Uang Pasca Pembunuhan Brigadir J

Minggu, 21 Agustus 2022 | 18:33

GRIDVIDEO - Kepala Pusat Kajuan Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara, Hermawan Sulityo, mengungkap aktor intelektual yang ikut menyusun skenario-sekanrio dan membagi uang setelah pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Menurut Hermawan Sulistyo, mantan staf dan penasihat ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah, adalah operator yang menyusun skenario-skenario pasca Brigadir J ditembak hingga tewas.

Hal itu disampaikan Hermawan Sulistyo dalam wawancara di Kompas Petang, seperti dikutip Tribunjakarta.com.

BACA JUGA: Disangkakan Pasal Pembunuhan Berencana, Sementara Laporan Pelecehan Seksualnya Palsu, Putri Candrawathi Bisa Kena Dobel Pidana?

Dia menyusun skenario itu bersama Ferdy Sambo, mantan kadiv Propam yang menjadi otak pembunuhan Brigadir J, dengan narasi bahwa kematian Brigadir J adalah akibat aksi tembak-menembak dengan Bharada E.

Menurut Hermawan, Fahmi Alamsyah yang sudah mundur dari jabatan penasihat ahli Kapolri Bidang Komunikasi Publik, tak hanya merancang skenaria pasca-penembakan, tapi juga membagikan uang kepada pera pihak yang terlibat.

BACA JUGA: Tentang Uang Nyaris Rp 1 Triliun di Rumah Ferdy Sambo, Ini Jawaban Polisi

Hermawan mengatakan, peranan pertama Fahmi Alamsyah adalah pihak yang membagi-bagikan uang dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir J.

"Dia bukan kecipratan, dia yang membagi, gimana? Wong dia pelaku, kok," kata Hermawan Sulistyo, dikutip Tribunjakarta.com.

Ia melanjutkan, Fahmi Alamsyah dalam eksistensinya bukan hanya dikenal sebagai staf dan penasihat ahli Kapolri. Tapi, ia juga dikenal sering membagi-bagikan uang.

BACA JUGA: 20 Menit Ikut Rapat, Bharada E hanya Terima Perintah tapi Tak Tahu Motif Pembunuhan Brigadir J

"Kalau yang khusus tadi ke pansihat itu. Ada satu penasihat yang bukan hanya kecipratan, tapi dia membagi-bagikan duit, gitu," tutur Hermawan.

Namun, Hermawan Sulistyo tak bersedia menjawab apakah uang yang dibagi Fahmi Alamsyah dari Ferdy Sambo.

"Ya enggak tahu saya, bukan penyidik. Kamu cuma tahu bahwa dia (Fahmi Alamsyah) ini operator yang menyusun skenario-skenario setelah penembakan, lalu dia menyusun bersama Sambo bahwa ini tembak-menembak," terang Hermawan.

Salain itu, lanjut Hermawan, peranan kedua fahmi Alamsyah adalah menyusun skenario pembunuhan Brigadir J, seolah-olah terjadi adu tembak karena adanya pelecehan seksual kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

"Dia menyusun skenario pelecehan seksual dan publik percaya itu yang menjadi masalah," kata Hermawan.

Hermawan kemudian mengungkapkan soal polemik aliran dana itu juga membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi tertantang.

"Kapolri bilang, dibuka saja kalau saya terima duit. Jumlahnya berapa, kapan? Buka-bukaan saja," tambah Hermawan.

Setelah Ferdy Sambo membunuh Brigadir J di rumah dinasnya di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022, ia langsung menelepon sahabat baiknya.

Bersama sahabt baiknya itu Ferdy Sambo kemudian menyusun skenario untuk menutupi kejahatannya.

Menurut Hermawan Sulistyo yang juga penasihat ahli Kapolri, sahabat baik Ferdy Sambo itu tak lain eks staf ahli dan penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah.

Hal itu ia ungkapkan saat menjadi narasumber di acara "Catatan Demokrasi" TV One.

"Itu penasihat ahli yang tidak ahli, karena tidak ada track recordnya," kecam Hermawan Sulistyo.

"Namanya Fahmi Alamsyah, ini sahabat Ferdy Sambo, sahabat yang setiap hari bersama-sama," tegasnya.

Seusai menyusun skenario pembunuhan Brigadir J bersama Fahmi Alamsyah, lanjutnya, Ferdy Sambo kemudian melapor kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Polisi juga menyatakan akan memeriksa Fahmi Alamsyah atas dugaan ikut membantu dan merekayasa kasus bersama Ferdy Sambo seusai pembunuhan Brigadir J.

"Ya (Fahmi Alamsyah akan diperiksa)," kata Kadiv zHumas Polri, Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (13/8/2022).

Tentang kapan, menurut Dedi Prasetyo, pemeriksaan itu akan dijadwalkan oleh timsus Polri.

"Ya nunggu timsus," tegas Dedi Prasetyo.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya