'Gak Boleh Masuk Rumah', Ayah Brigadir J Bongkar Sosok Anak Buah Kadiv Propam Nonaktif yang Ancam Keluarga, Videonya Beredar!

Kamis, 21 Juli 2022 | 17:37

GRIDVIDEO.ID - Selain Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo, keluarga Brigadir J atau Brigadir Yosua bongkar perlakuan mengancam dari salah satu petinggi Polri.

Tak sampai di situ saja, sosok anak buah Kadiv Propam nonaktif tersebut bahkan melarang keluarga untuk melihat jenazah Brigadir J.

Lebih lanjut, akhirnya baru-baru ini sosok yang dimaksud oleh keluarga Brigadir Yosua itu terbongkar.

Melansir dari Fotokita.IDRabu (19/7/2022), sosok petinggi kepolisian yang dimaksud keluarga Brigadir Yosua adalah Karo Paminal Divpropam Polri.

Baca Juga: Kematian Brigadir J Jadi Peluru yang Menerjang Para Perwira Polri

Sosok tersebut tak lain adalah Brigjen Hendra Kurniawan.

Samuel Hutabarat, ayah mendiang Brigadir Yosua menuturkan masih ingat jelas perkataan dari Brigjen Hendra Kurniawan.

Bahkan lebih lanjut, Samuel Hutabarat meminta kepolisian untuk juga mencopot sosok Brigjen Hendra Kurniawan dari jabatannya.

Bukan tanpa alasan, Samuel Hutabarat menyebutkan sosok anak buah Kadiv Propam nonaktif tersebut terlibat atas teka-teki kematian putranya.

Baca Juga: 3 Perusahaan yang Sebelumnya Sudah Dibubarkan Selain Istaka Karya

Lebih dari itu, Samuel Hutabarat menyebut bagaimana tindakan petnggi polisi tersebut terhadap dirinya dan keluarga.

Momen tersebut terjadi saat rombongan pengantar jenazah putranya sampai ke rumah keluarga di Jambi.

"Kalau Karo Paminal itu terlalu keras. Kemudian dia dianggap tidak berperilaku sopan kepada kami datang ke kami sebagai Karo Paminal di Jambi dan terkesan intimidasi keluarga almarhum dan memojokkan keluarga sampai memerintah untuk tidak boleh memfoto, tidak boleh merekam, tidak boleh pegang HP, masuk ke rumah tanpa izin langsung menutup pintu," katanya.

"Dan itu tidak mencerminkan perilaku Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat apalagi beliau karopaminal harusnya membina mental Polri, tetapi ini justru mengintimidasi orang yang sedang berduka," tambahnya.

Baca Juga: Terlihat Jelas Dari CCTV, Detik-detik Penembakan Istri Anggota TNI di Semarang Sampai Viral, Begini Videonya!

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan mengatakan hal tersebut pada wartawan.

Menurutnya, hal tersebut melanggar keadilan serta hukum adat.

"Karo Paminal itu harus diganti, karena dia bagian dari masalah dan bagian dari seluruh persoalan yang muncul karena dia yang melakukan pengiriman mayat dan melakukan tekanan kepada keluarga untuk (melarang) membuka peti mayat," ujar Johnson.

Ia juga mengatakan bahwa tindaka Brigjen Hendra dinilai melanggar prinsip keadilan untuk keluarga Brigadir J dan melanggar hukum adat.

Baca Juga: Masih Misteri, Penyebab Kecelakaan Cibubur Bakal Dianalisa oleh Korlantas Polri

"Jadi selain melanggar asas keadilan juga melanggar prinsip-prinsip hukum adat yang sangat diyakini oleh keluarga korban. Menurut saya itu harus dilakukan. Tapi yang jauh lebih penting adalah, kapolres itu yang melakukan memimpin proses penyidikan," tambahnya.

Bukan cuma itu, pengacara keluarga Brigadir Yosua juga menilai bahwa perilaku Brigjen Hendra tidak sopan kepada keluarga mendiang dengan melakukan intimidasi dan memojokan.

"Terkesan intimidasi keluarga almarhum dan memojokkan keluarga sampai memerintah untuk tidak boleh memfoto, tidak boleh merekam, tidak boleh pegang HP, masuk ke rumah tanpa izin langsung menutup pintu dan itu tidak mencerminkan perilaku Polri sebagai pelindung, pengayom masyarakat," jelasnya.

Selaku kuasa hukum, Johnson menyayangkan tindakan Brigjen Hendra kepada keluarga Brigadir J.

"Apalagi beliau Karo Paminal harusnya membina mental Polri, tetapi ini justru mengintimidasi orang yang sedang berduka," tutupnya.

Baca Juga: Kecelakaan Cibubur, Truk Tangki Maut Sekali Libas 11 Orang Tewas

Selain itu, baru-baru ini beredar video saat-saat Karo Paminal Mabes Polri nonaktif, Brigjen Pol Hendra Kurniawan datang ke rumah Brigadir Yosua.

Melansir dari TribunJambi, kehadiran Brigjen Pol Hendra Kurniawan tersebut beberapa jam sebelum pemakaman Brigadir Yosua.

Kedatangan salah satu petinggi Polri itu disebut untuk memberikan penjelasan kepada pihak keluarga tentang insiden yang menyebabkan Brigadir Yosua tewas.

Dalam video yang beredar, kedatangan Brigjen Pol Hendra Kurniawan tersebut didampingi sejumlah anggota kepolisian.

Namun disebut-sebut saat memasuki rumah duka, beberapa anggota polisi tesebut diduga melakukan hal tak sopan lantaran tak melepas sepatu.

Disebut juga sejumlah anggota kepolisian itu menginjak-injak karpet yang dipakai sebagai alas duduk.

Pada video tersebut, terdengar suara ibu-ibu yang memprotes kehadiran anggota polisi dalam jumlah banyak itu.

Saat itu polisi tak hanya di dalam rumah itu saja, tapi juga banyak yang berjaga di luar rumah.

"Gak kek gitu juga caranya kalau masuk ke rumah orang," ucap perempuan itu.

(*)

Baca Juga: Indonesia Darurat Banjir di Musim Kemarau

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho