GRIDVIDEO - Presiden Rusia, Vladimir Putin memberikan pengakuan soal rencana pembunuhan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang menurutnya tidak ada.
Namun, oleh pejabat Ukraina, pengakuan Putin dianggap sebagai kebohongan.
Dilansir dari The Hill, Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet pernah mengajukan pertanyaan kepada Putin soal rencana membunuh Volodymyr Zelensky.
Menurut Bennet, Vladimir Putin kemudian menjawab tak pernah ada niat membunuh presiden Ukraina itu, termasuk di awal-awal Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
"Saya bertanya, 'Apakah Anda memiliki rencana membunuh Zelensky?' Dia (Putin) kemudian menjawab, 'Saya tak akan membunuh Zelensky.'" ungkap Bennet kepada The Hill.
SIMAK JUGA:
Bennet pun kemudian menegaskan, "Saya harus yakin bahwa Anda berjanji tak akan membunuh Zelensky. Dia (Putin) menjawab, 'Saya tidak akan membunuh Zelensky.'"
Bennet memang terlibat sebagai mediator dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Pernyataan dan janji Vladimir Putin bahwa ia tak akan membunuh Zelensky dianggap kebohongan oleh Menteri Luar Negeri Ulraina, Dmytro Kuleba.
Menurutnya, Putin memiliki rekam jejak sebagai pembohong besar yang dengan mudah mengingkari kata-kata atau janjinya.
"Dulu Putin berjanji tak akan menduduki Crimea, tak melanggar pernjanjian Minsk, dan tak menginvasi Ukraina. Faktanya, dia telah melanggar semuanya," kata Dmytro Kuleba di Twitter.
"Dia pembohong besar. Setiap berjanji tak akan melakukan sesuatu, ternyat itu justru menjadi bagian dari rencananya," tambahnya.