GRIDVIDEO - Ferdy Sambo mengaku terlalu percaya diri skenario pembunuhan Brigadir J yang dibuatnya akan berhasil, namun kini dia menyesal.
Pada awal munculnya kabar kematian Brigadir J, Ferdy Sambo menyebutkan jika ajudannya tewas karena peristiwa tembak-menembak.
Kemudian terungkap pengakuan Bharada E jika Brigadir J meninggal karena ditembak.
Brigadir J ditembak oleh Bharada E atas perintah Ferdy Sambo yang sakit hati karena istirnya Putri Candrawathi dilecehkan oleh korban.
Sambo mengakui hal yang membuatnya percaya diri skenarionya akan berhasl karena telah melibatkan empat unit satuan kerja di Korps Bhayangkara dalam penyelidikan kasus tersebut.
Empat unit tersebut Polres Jakarta Selatan, Provos Propam Polri, Paminal Propam Polri, dan Bareskrim Polri.
"Saya waktu itu terlalu percaya diri. Karena saya menganggap dengan hadirnya Propam, tembak menembak antara anggota, Polres olah TKP, Bareskrim ini karena melibatkan anggota Mabes Polri jadi dia bisa memback up," ujar Sambo dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, Sambo juga merasa percaya skenarionya tidak akan terbongkar karena telah menembakkan senjata api ke arah dinding.
Hal itu dilakukan Sambo untuk mendukung adanya kejadian tembak-menembak seperti skenarionya.
"Dalam hal membuat skenario itu karena saya pikir dengan sudah menembakan senjata Yosua ke dinding kemudian untuk menyelamatkan Richard ada tembak menembak ini berarti perlawanan ada di Perkap 1 2009 penggunaan kekuatan ini bisa masuk," kata Sambo.
Kini Sambo mengaku menyesal karena membuat skenario tersebut.
Akibat dari skenarionya, banyak anggota Polri yang terseret dan terkena sanksi pelanggaran kode etik dan profesi.