GRIDVIDEO - Masyarakat sedang ramai membicarakan tentang kasus infeksi amoeba pemakan otak atau Naegleria usai Korea Selatan melaporkan kematian pertama.
Pasien yang meninggal itu adalah seorang pria berusia 50-an.
Dia terinfeksi ketika berada di Thailand, lalu empat bulan setelahnya mengalami gejala meningitis ketika sudah kembali ke Korea Selatan.
Apakan infeksi amoeba pemakan otak itu bisa sampai ke Indonesia dan menjadi pandemi?
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelakan bahwa amoeba pemakan otak bukan berarti benar-benar memakan otak.
Nama itu hanya sebuat sebutan karena dapat menyebabkan pembengkakan pada otak hingga menyebabkan kematian.
“Hanya istilah saja (pemakan otak), karena patogen ini menyebabkan infeksi pada otak yang mengakibatkan pembengkakan hingga kematian. Bahkan kemungkinan kematiannya 90-97 persen,” tutur Dicky.
Dicky juga mengatakan bahwa kasus ini bukanlah penyakit baru.
Infeksi amoeba pemakan otak sudah pernah terdeteksi pada tahun 1980-an.
Amoeba ini merupakan patogen yang ada di seluruh dunia yang mana tinggalnya di danau, sungai hangat, serta di dasar laut.
Namun kemungkinan penyakit ini menjadi pandemi sangat kecil meski tingkat kematiannya tinggi.
Ini karena penyakit tersebut tidak mudah menular.