Hasil itu didapat setela para peneliti melakukan analisis genetik pada sembilan sampel Yeti dan juga menganalisis 15 sampel dari beruang Asia.
Termasuk beruang coklat Himalaya, beruang hitam Asia, dan beruang coklat Tibet.
Baca Juga: Tradisi Kanibalisme Unik di Eropa - Mumi Dimakan dan Diracik, Raja Ikut Mengonsumsinya
Lalu mereka membandingkan sampel Yeti dengan database DNA beruang.
“Temuan kami sangat mengesankan bahwa dasar-dasar biologis hewan legenda Yeti dapat ditemukan pada beruang lokal,” kata Charlotte Lindqvist, penulis utama penelitian dan ahli biologi dari University of Buffalo.
Diketahui bahwa misteri Yeti pertama kali diangkat ke permukaan ketika seorang penjelajah Inggris bernama Eric Shipton mencari rute alternatif untuk mendaki Gunung Everest pada 1951.
Lalu ia menemukan jejak kaki yang tampaknya hominoid yang ukurannya sangat besar sekitar 13 inci. Kemudian Eric memfotonya.
Jejak kaki itu terdapat di Gletser Menlung, sebelah barat Gunung Everest, di perbatasan Nepal-Tibet.
(*)
Baca Juga: 10 Fakta Orang Kidal: Bukan Hanya Faktor Genetik hingga Umur Lebih Pendek