"Rekan-rekan semuanya, itu bahan mentah yang nanti akan kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi awal yang terjadi di wiolayah-wilayah yang terekam dam cell dump," jelas Choirul Anam.
Oleh karena itu, materi mentah tersebut belum layak dipublikasikan.
"Kalau ini dipublikasikan, ya jangan. Nanti setelah kesimpulan kita, akhir laporan pasti kita akan bilang. Tapi sekarang tidak cukup (untuk mempublikasikannya) bagaimana proses membuat terangnya peristiwa," tegasnya dalam video lengkap tersebut.
Menurut Anam, cell dump yang ia dapatkan dan tim digital forensik Mabes Polri merupakan data komunikasi dalam bentuk digital.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa data tersebut tidak memuat percakapan langsung dalam bahasa manusia.
Komunikasi yang terjadi adalah antara teknologi dengan teknologi.
"Bukan orang dengan orang. Jadi jaring laba-laba, siapa menghubungi siaoa dan siapa terhubung dengan siapa ada di situ," terangnya.