DRIDVIDEO.ID - Jakarta telah "dikudeta" oleh keberanian, kecerdasan dan kreativitas sekelompok anak muda dari Citayam, Bojonggede, dan Depok, dengan revolusi Citayam Fashion Week.
Aksi kebudayaan anak-anak muda yang justru sering luput dari perhatian dan panggung-panggung mainstream, lalu membangun panggungnya sendiri di tengah hegemoni kebudayaan Metropolitan.
Mereka tak butuh formalitas atau cat walk papan atas.
Tak perlu pula anggaran milyaran atau fasilitas kekuasaan.
Mereka juga tak peduli soal kemewahan, karena bagi mereka keindahan datang dari kecerdasan, kreativitas, dan kejujuran.
Bukankah kebesarn cuan, kemewahan, dan kekuasaan adalah wajah Jakarta yang menjadikan dirinya seolah menara gading dan kiblat kehidupan?
Namun, semua itu telah diruntuhkan oleh sekelompok anak muda yang kreatif dan cerdas dari Citayam, Bojonggede, dan Depok, wilayah pinggiran dari ingar-bingar Jakarta.
Segala standar motropolitan dilengserkan.
Mereka bermodalkan keberanian berekspresi, kecerdasan, kejujuran, dan kreativitas pinggiran yang sederhana, namun menjadi senjata tajam yang menggoyang kebudayaan, keangkuhan uang dan kekuasaan.
Mereka bukan para sultan yang bisa pamer Ferrari dan ikat rambut yang berharga jutaan atau tas milyaran.
Mereka tak membawa brand besar seperti Gucci, Louis Vuitton, Cartier, Tiffany & Co, Chanel, Hermes, dan sebagainya.
Mereka hanya membawa brand "CITAYAM", dan brand itu telah menjadi local intelligence, kecerdasan lokal yang menampar keangkuhan brand global.