Militer Rusia Siap Perang Nuklir Usai Vladimir Putin Lakukan Hal Ini!

Rabu, 22 Februari 2023 | 19:59

GRIDVIDEO- Sebuah langkah mengejutkan diambil oleh pemerintah Rusia baru-baru ini hingga memunculkan dugaan akan terjadinya perang nuklir dalam waktu dekat.

Dugaan akan terjadinya perang nuklir bermula dari Perjanjian nuklir dunia, New Strategic Arms Reduction Treaty atau New START baru-baru ini.

Melansir dari Reuters, perjanjian nuklir dunia tersebut dibuat sejak tahun 2010 silam untuk mengontrol penggunaan hulu ledak radioaktif di dunia.

Sebagai informasi, perjanjian nuklir dunia ini dilakukan untuk melucuti senjata nuklir yang dimiliki oleh dua negara adikuasa, Amerika Serikat (AS) dan Rusia pada kala itu.

Sebelumnya, perjanjian nuklir dunia ini memiliki nama resmi Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms.

Namun baru-baru ini hal mengejutkan diungkap oleh Presiden Rusia terkait perjanjian nuklir dunia tersebut.

Pernyataan mengejutkan Vladimir Putin itupun semakin mengancam dunia terhadap terjadinya perang nuklir dalam waktu dekat.

Bukan tanpa alasan, Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia kini menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian nuklir dunia.

Tepatnya pada Selasa, (21/2/2023) Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan di tengah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Kyiv mengungkapkan hal mengejutkan.

Menjelang setahun peringatan Perang Rusia-Ukraina, kini Putin memilih mencabut partisipasi negaranya dalam perjanjian nuklir.

Hal itu otomatis mengancam keamanan dunia lantaran bisa menimbulkan penggunaan senjata nuklr dalam perang Rusia-Ukraina.

Tak hanya itu saja, Putin menambahkan pihaknya akan kembali membuka dialog terkait perjanjian nuklir dunia bila senjata nuklir Perancis dan Inggris juga diperhitungkan.

Pengumuman Putin terkait perjanjian nuklir dunia itu disebut sejumlah pengamat militer menjadi hal yang sangat berbahaya.

Mengingat Perang Rusia-Ukraina kini memasuki babak baru yang membuka kemungkinan Kremlin menggunakan senjata pemusnah massal tersebut.

Tak hanya itu saja, pengunduran diri Rusia dalam perjanjian nuklir dunia itu bisa memicu negara-negara seperti China dan India serta Pakistan juga terpengaruh.

Kini ancaman militer dunia ada di depan mata dengan akan adanya persaingan senjata nuklir.

Hal itu seperti yang diungkap oleh Direktur Strategi, Teknologi dan Pengendalian Senjata Institut Internasional untuk Stdi Strategis, William Alberque.

Dikutip dari CNBC, William megatakan hal tersebut kepada Reuters, Rabu (22/2/2023).

"Perjanjian itu secara efektif membatasi jumlah hulu ledak per rudal yang dapat disebarkan oleh kedua belah pihak sehingga menghindari kehancuran akibat melipatgandakan jumlah hulu ledak beberapa kali lipat," ungkap William.

"Kedua belah pihak dapat segera beralih dari 1.550 hulu ledak strategis menjadi 4.000, dalam semalam," tambahnya.

"Jadi kita akan memiliki ketidakstabilan besar dalam hubungan di mana kedua belah pihak (Rusia dan AS) bertindak pada skenario terburuk, menambahkan sistem dan rencana yang lebih rumit untuk penggunaannya," katanya.

"Pada akhirnya mengarah pada situasi yang jauh lebih tidak stabil antara kedua belah pihak dan juga lebih besar. Risiko beberapa jenis penggunaan nuklir," ujarnya.

(*)

Baca Juga: Kekalahan Kyiv di Perang Rusia-Ukraina di Depan Mata, Ini Buktinya!

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho